NTT Terkini

Dinas Peternakan NTT Sebut Naiknya Pengeluaran Ternak di NTT Sebabkan Populasi Menurun 

Solusi ke depan agar populasi ternak terus meningkat yang paling prioritas adalah meningkatkan angka kelahiran melalui kawin alam

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan Provinsi NTT, Hypparcus S. Paoe, S.Pt 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG- Dinas Peternakan Provinsi NTT menyebut naiknya pengeluaran ternak dari populasi menyebabkan populasi ternak menurun.

Hal ini disampaikan Hypparcus S. Paoe, S.Pt selaku Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan Provinsi NTT saat diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Jumat (17/1/2025).

“Turunnya populasi ternak di NTT, penyebab utamanya adalah akibat jumlah angka kelahiran atau pertambahan populasi ternak lebih rendah dari aktifitas pengeluaran ternak dari populasi. Artinya hal ini terjadi karena pengeluaran ternak naik,” kata Hypparcus S. Paoe yang akrab disapa Hans.

Hans menyebut, adapun kegiatan pengeluaran ternak dari populasi tersebut antara lain kegiatan pemotongan ternak, penjualan ternak dan kematian akibat penyakit hewan.

“Solusi ke depan agar populasi ternak terus meningkat yang paling prioritas adalah meningkatkan angka kelahiran melalui kawin alam dan intervensi teknologi yaitu teknologi kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB),” ucap Hans.

Selain meningkatkan angka kelahiran, kata Hans, juga perlu menekan angka kematian, pengedalian pemotongan betina produktif di rumah potong hewan dan juga pengedalian pengeluaran ternak melalui pengendalian quota pengeluaran ternak.

Menurut dia, untuk meningkatkan populasi ternak di NTT, sangat diperlukan kolaborasi dan sinergitas dengan semua stage holder internal dan eksternal.

“Memahami pola pemeliharan ternak di NTT adalah pola pemeliharaan ekstensif yaitu melepas ternak di padang pengembalaan untuk merumput dan mencari makan,” kata dia.

Baca juga: Populasi Ternak Sapi di Kabupaten Kupang Capai 304.056 Ekor

Dalam memahami pola pemeliharaan, kata dia, Pemerintah Provinsi terus melakukan kolaborasi dan koordinasi melalui kegiatan seperti intervensi program pemberdayaan peternak melalui kelompok ternak untuk budidaya ternak melalui distribusi bibit ternak berkualitas.

Juga perlu peningkatan pemahaman masyarakat secara umum dan peternak secara khusus melalui KIE yaitu Komunikasi, Informasi, dan Edukasi tentang peternakan dan kesehatan hewan

“Tentu tujuan KIE adalah meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan perubahan perilaku masyarakat dalam manajemen budidaya peternakan, biosecurity pemeliharan ternak, pengendalian pemasukan ternak dan produk hewan asal ternak,” jelasnya.

Dia menjelaskan, walaupun keterbatasan anggaran pemerintah provinsi tetap melakukan kolaborasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten/Kota, petugas pusat kesehatan hewan (Puskeswan) dan petugas penyuluh di tingkat kecamatan dan keterlibatan semua stakeholder LSM, masyarakat pemerhati peternakan dan kesehatan hewan dan masyarakat umum.

“Fungsi Pemerintah provinsi sebagai regulator dan fasilitator program pemerintah pusat terus dilakukan melalui semua program kegiatan yang dilakukan. Dari hulu sampai ke hilir, dari budidaya sampai ke pengolahan dan penjualan ternak dan produk ternak asalh hewan,” pungkasnya. (cr20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved