Keuskupan Agung Ende Luncurkan Gerakan KUB Ramah Anak, Langkah Konkret Perlindungan Anak

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, ENDE -  Keuskupan Agung Ende resmi meluncurkan Gerakan KUB Ramah Anak pada hari Minggu (5/1/2025). 

Peluncuran ini ditandai dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, SVD, di Paroki St. Mikhael Maukeli. 

Gerakan ini tidak hanya diluncurkan di tingkat Keuskupan Agung, tetapi juga di seluruh paroki-paroki di Keuskupan Agung Ende dengan melibatkan umat setempat dalam perayaan Ekaristi.

Gerakan KUB Ramah Anak merupakan langkah lanjutan setelah keberhasilan peluncuran Gerakan KUB Peduli Ibu Hamil pada tahun 2024. 

Keuskupan Agung Ende menginisiasi gerakan ini sebagai respons terhadap amanat Muspas VIII Keuskupan Agung Ende dan kebutuhan mendesak untuk membangun masyarakat serta Gereja yang lebih ramah terhadap anak-anak, dengan berbasis pada KUB (Komunitas Umat Basis).

Menurut Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden, Gerakan KUB Ramah Anak dilahirkan dari kesadaran akan pentingnya perlindungan terhadap anak serta keprihatinan atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak-anak. 

"Anak-anak adalah masa depan Gereja dan masyarakat. Mereka bukan hanya anugerah bagi keluarga, tetapi juga bagi seluruh masyarakat dan Gereja. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memberikan perhatian dan perlindungan yang layak bagi mereka,” ujar yang Mulia Uskup Agung Ende, Mgr Paul Budi Kleden.

Gerakan KUB Ramah Anak bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung perkembangan holistik anak. 

Baca juga: Umat Menyambut Gembira Uskup Agung Ende Mgr Paul Budi Kleden

Dalam kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, pemuka adat, dan LSM, Keuskupan Agung Ende telah merancang sejumlah aksi konkret yang dapat dilaksanakan oleh seluruh umat di KUB-KUB. 

Beberapa langkah konkret yang akan diambil meliputi:

Pertama, Penyusunan Jadwal Kegiatan Anak. Setiap kegiatan anak akan dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek penting demi perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual anak.

Kedua, Mendorong Kebiasaan Baik dalam Keluarga. Gerakan ini juga mengajak keluarga untuk mengembangkan kebiasaan baik, yang dapat membentuk anak-anak memiliki kecakapan sosial yang baik.

Ketiga, Peningkatan Partisipasi Anak dalam Doa dan Ekaristi. Mengajak anak-anak untuk semakin aktif dalam kehidupan doa dan Ekaristi sebagai bagian dari pembentukan spiritual mereka.

Keempat, Menghapus Kekerasan Terhadap Anak. Gerakan ini menekankan pentingnya menghapus segala bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun kekerasan seksual terhadap anak.