Jembatan di Belu Putus
Warga Dua Desa di Perbatasan RI-RDTL Bangun Jembatan Darurat Builalu Belu Secara Swadaya
Kegiatan gotong-royong ini berlangsung pada Kamis (2/1/2025) sebagai upaya untuk membuka kembali akses bagi warga setempat
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA- Masyarakat Dusun Nakalolo, Desa Aitoun, Kecamatan Raihat bersama warga Desa Persiapan Fatulou, Kecamatan Lamaknen, bergotong-royong membangun jembatan darurat dari kayu di lokasi Jembatan Builalu yang rusak akibat banjir bandang.
Kegiatan gotong-royong ini berlangsung pada Kamis (2/1/2025) sebagai upaya untuk membuka kembali akses bagi warga setempat, terutama pejalan kaki dan kendaraan roda dua.
Tokoh pemuda Desa Aitoun, Godefridus Mau, mengungkapkan pembangunan jembatan darurat ini sepenuhnya dilakukan dengan swadaya masyarakat, baik dalam hal alat maupun bahan.
Menurutnya, langkah ini diambil mengingat pentingnya jembatan tersebut sebagai akses vital bagi kegiatan ekonomi dan kebutuhan dasar masyarakat.
“Jembatan ini sangat penting, selain untuk akses ekonomi, seperti warga Desa Aitoun yang hendak ke pasar mingguan di Builalu, juga untuk keperluan dasar warga dari Fatulou, Builalu, dan Makir, terutama untuk mengambil air minum dari sumber mata air Rusan di Aitoun,” jelas Godefridus Mau, kepada Pos Kupang, Jumat (3/1/2025).
Ia berharap ada tanggapan cepat dari Pemerintah Kabupaten Belu, khususnya Dinas Pekerjaan Umum, untuk segera membangun jembatan yang lebih permanen.
Menurut Godefridus, saat ini masyarakat yang melintasi jembatan darurat dikenakan tarif sebesar Rp 10.000 per motor.
Hal ini dinilai cukup membebani warga, terutama yang harus melintasi jembatan setiap hari untuk berbagai keperluan.
Baca juga: BREAKING NEWS : Jembatan Builalu di Belu NTT Putus Akibat Longsor, Arus Kendaraan Macet Total
“Kami sangat berharap ada kepastian dari Pemda Belu terkait kapan jembatan ini akan diperbaiki secara permanen. Jika memungkinkan, kami juga berharap ada perhatian terhadap warga yang terdampak langsung dan mengalami kerugian akibat banjir ini,” tutupnya.
Selain banjir bandang yang melanda wilayah tersebut tak hanya merusak jembatan, tetapi juga menggenangi dua rumah milik warga setempat, yakni Mean Bere dan Tinus Mau.
Termasuk lahan persawahan di Dusun Nakalolo ikut terendam lumpur, dan seekor sapi milik Yansen Mali terseret arus banjir.
Sebelumnya, pasca kejadian tersebut Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Belu telah meninjau langsung jembatan Builalu di Desa Makir, Kecamatan Lamaknen, yang putus akibat longsor yang dipicu oleh banjir, pada Selasa (31/12/2024) sekitar pukul 16.50 WITA.
Jembatan tersebut sebagai penghubung sebagian desa di Kecamatan Lamaknen dan Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Belu, Simprosius Lalung, kerusakan jembatan memang cukup parah dan membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.