Gunung Semeru Erupsi

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur Erupsi, Kolom Abu 1.200 Meter

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, juga meletus pada Kamis (2/1/2025) pukul 08.51 WIB, menghasilkan kolom abu setinggi 1.200 meter.

Editor: Agustinus Sape
DOK. PVMBG
Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur kembali meletus Kamis (2/1/2025) pagi dengan kolom abu setinggi 1.200 meter. 

POS-KUPANG.COM, LUMAJANG - Tidak hanya Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur NTT yang terus meletus, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, juga meletus pada Kamis (2/1/2025) pukul 08.51 WIB.

Erupsi Gunung Semeru menghasilkan kolom abu setinggi 1.200 meter di atas puncak kawah Jonggring Saloko. "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 08.51 WIB dengan tinggi kolom abu 1.200 meter," tulis petugas Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru, Liswanto, dalam keterangan tertulis. Sebelum erupsi ini, Semeru sempat mengalami dua letusan lainnya pada pukul 05.05 dan 07.57 WIB, dengan kolom abu setinggi 500 meter.

Sebelum erupsi ini, Semeru sempat mengalami dua letusan lainnya pada pukul 05.05 dan 07.57 WIB, dengan kolom abu setinggi 500 meter.

Berdasarkan laporan PPGA Semeru, pada Rabu (1/1/2025) pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, tercatat 34 kali erupsi berupa letusan.

Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menyebut erupsi terbaru masih dalam kategori normal.

"Status aktivitas Gunung Semeru saat ini berada di level II atau waspada," ujar Yudhi.

BPBD mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak.

Di luar jarak tersebut, warga juga dilarang berada dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Hal ini karena potensi perluasan awan panas dan aliran lahar bisa mencapai 13 kilometer dari puncak.

"Terlebih, curah hujan di sekitar Gunung Semeru tinggi, sehingga meningkatkan risiko banjir lahar," tambah Yudhi.

Yudhi meminta masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar, terutama saat terjadi hujan lebat," imbaunya.

Dengan status waspada yang masih berlaku, masyarakat di sekitar Gunung Semeru diimbau terus memantau informasi resmi dan mengikuti arahan dari otoritas setempat untuk menghindari risiko lebih besar.

Gunung Semeru atau Gunung Meru adalah sebuah gunung berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Sunda.

Aktivitas letusan Gunung Semeru

1800-an

Catatan letusan pertama yang terekam diperkirakan pada 8 November 1818. Pada rentang 1829-1878 juga terjadi beberapa kali letusan hingga tahun 1913 tetapi tidak banyak informasi yang terdokumentasikan.

Letusan pada abad ke-19 Masehi itu terjadi pada tahun 1829, 1830, 1832, 1836, 1838, 1842, 1844, 1845, 1848, 1851, 1856, 1857, 1860, 1864, 1867, 1872, 1877, dan 1878. Bahkan gunung ini kembali meletus tahun 1884 hingga 1899.

1900-an

Pada 1941-1942, terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan leleran lava terjadi pada periode 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu, letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter. Material vulkanik hingga menimbun pos pengairan Bantengan.

Beberapa aktivitas vulkanik juga tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950. Kembali meletus lagi secara berurutan dari tahun 1951 hingga 1961 dan tahun 1963.

Letusan beruntun kembali terjadi dari dari tahun 1967 hingga tahun 1969 dan tahun 1972 hingga 1990. Letusan berikutnya disusul pada tahun 1992 dan 1994. Letusan pada tahun 1994 terbilang mengerikan karena memakan korban jiwa sebanyak 7 orang serta orang hanyut terbawa oleh lahar.

Pada 1 Desember 1977, guguran lava menghasilkan awan panas guguran dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar. Volume endapan material vulkanik yang teramati mencapai 6,4 juta meter kubik. Awan panas juga mengarah ke wilayah Besuk Kobokan. Saat itu, sawah, jembatan dan rumah warga rusak. Aktivitas vulkanik berlanjut dan tercatat pada 1978–1989.

Pada 2 Februari 1994, tercatat ada 9 kali letusan Gunung Semeru. Letusan ini mengakibatkan munculnya asap putih tebal dengan ketinggian mencapai 500 meter. Selain asap putih, terjadi 34 kali guguran lava ke arah Besuk Kembar sejauh 1 km. Erupsi Gunung Semeru menelan korban jiwa sebanyak 7 orang yang hanyut terbawa lahar.

2000-an

PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik gunung ini pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada 2008, tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15-22 Mei 2008. Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan dengan jarak luncur 2.500 meter.

Pada 12 Juni 2006, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya, mencatat gempa vulkanik dengan kekuatan 1,8 Skala Richter (SR) akibat aktivitas Gunung Semeru (3.676 mdpl).

Pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru mengalami letusan yang diikuti guguran awan panas dari puncak. Adapun jarak luncur guguran awan panas ini mencapai 2-11 kilometer.

Hingga 4 Desember 2021 pukul 15.10 WIB, Gunung Semeru meletus dan mengeluarkan guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo menjadikan letusan terakhir dan terbaru di sejumlah BNPB.

Guguran lava melaju dengan jarak luncur 500-800 meter, dengan pusat guguran 500 meter di bawah kawah. Sedangkan, gempa vulkanik yang berkaitan dengan letusan, guguran dan hembusan asap kawah telah terjadi sebanyak 54 kali gempa letusan atau erupsi, 4 kali gempa guguran, dan 18 kali gempa hembusan.

Pada 16 Desember 2021 tercatat pukul 23.00 WIB, Gunung Semeru dinaikkan statusnya oleh PVMBG dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III).

Pada 4 Desember 2022 tercatat pukul 12.00 WIB, Gunung Semeru dinaikkan statusnya oleh PVMBG dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV). 

Pada Kamis (2/1/2025) pukul 08.51 WIB Gunung Semeru kembali meletus dengan kolom abu setinggi 1.200 meter. (kompas.com/wikipedia.org.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved