Opini

Opini: Fatherless dan Natal

Natal menjadi menjadi momentum untuk sejenak merenungkan kembali peran ayah dalam kehidupan seorang manusia. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
Iron Sebho 

Penyebab lainnya ialah perceraian, dan juga kematian. Beberapa lembaga internasional telah mengambil langkah preventif. 

Unicef melalui “Responsible Fatherhood”, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mencangankan program “Healthy Fathers, Healthy Families. The International Center for Research of Women’s mengagendakan program”Engaging Men and Boys”. 

Program-program ini mendorong penguatan peran ayah dalam keluarga melalui pelatihan, konseling, peningkatan kesadaran, hingga memberikan rekomendasi kebijikan kepada para pemangku kebijakan. 

Negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Kanada mengeluarkan kebijakan untuk meminimalisir krisis ini. 

Langkah yang ditempuh untuk mendukung peran ayah dalam keluarga ialah dengan memberikan cuti melahirkan bagi ayah, ruang kerja yang fleksibel, hingga keringanan pajak.

Keayahan Santo Yoseph

Sejarah keselamatan tidak terlepas dari sosok yang sangat fenomenal, yaitu Santo Yoseph. 

Ia tampil sebagai pribadi yang melawan arus tradisi dengan mengambil Maria sebagai istrinya. Sekalipun ia tahu bahwa Maria mengandung bukan dari darah dan dagingnya. 

Ia menemani perjalanan Maria dalam seluruh hidupnya, mulai dari pencatatan jiwa di Yerusalem, kesetiaannya mencari tempat bagi kelahiran Yesus, dan kisah penjagaannya di kandang hina Betlehem, mengungsi menuju tanah Mesir, dan kisah perjalanan merayakan Paskah di Yerusalem bersama Yesus dan Maria, serta petualangannya mencari Yesus yang tengah berdebat
dengan guru agama. 

Kitab Suci tidak mencatat seberapa banyak kata yang diutarakan oleh Santo Yoseph. 

Bahkan Leonardo Boff menyebut kisah Santo Yoseph seperti sebuah bidang tanah yang jauh dari benua teologis atau bahkan tidak ada sama sekali. Kehadirannya hanya sebagai pelengkap atau memliki peran sekunder dalam sejarah keselamatan. 

Namun keheningan hatinya telah membawa andil besar dalam sejarah keselamatan. 

Santo Yoseph dilukiskan sebagai pribadi yang tulus hati oleh para teolog, karena hatinya seperti hati Maria: conservabat Omnia verba haec in corde-menyimpan semua perkara di dalam hatinya (Luk. 2: 51). 

Keheningan hati yang tulus untuk menemani Maria dan Yesus seluruh hidupnya adalah sikap keayahan Santo Yoseph yang memungkinkan revolusi Allah dalam kehidupan manusia terpenuhi.

Natal dan Revolusi Peran Ayah

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved