Imigran Bangladesh Terdampar
Tipu Imigran Makan di Rumah, Dua ABK Kabur Tinggalkan 15 WNA Bangladesh di Pantai Hena Rote
perjalanan dari Selatan Jawa menuju Christmas Island memakan waktu enam hari dengan perahu yang diawaki oleh dua warga negara Indonesia.
Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
POS-KUPANG.COM, BA'A - Cerita di balik terdamparnya 15 imigran asal Bangladesh di Pantai Hena, Kolobolon, Rote Ndao, ada peran penting dua warga negara Indonesia selaku ABK dan pengantar imigran.
Diterangkan Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, berdasarkan hasil interogasi salah satu imigran bahwa para WNA asal Bangladesh ini berangkat ke Malaysia pada Bulan September 2024 menggunakan pesawat dengan tujuan mencari kerja.
Di bulan yang sama, ke-15 imigran Bangladesh ini berangkat lagi menuju Medan (Sumatra Utara) dengan menggunakan kapal kayu.
"Selama 20 hari di Medan, mereka (imigran) diberangkatkan dengan transportasi darat (Bus) tujuan Jakarta dengan harus membayar biaya sebesar 50.000 Ringgit Malaysia atau senilai dengan Rp.175.000.000," ucap Mardiono.
Baca juga: Stasiun Meteorologi DC Saudale Rote Ndao Prakirakan Hujan Akan Terjadi di 12 Wilayah
"Menurut pengakuan dari salah satu WNA Bangladesh ini bahwa ia sempat berada di Jakarta kurang lebih satu bulan sebelum bergabung dengan 24 WNA lainnya di atas kapal yang disiapkan untuk diberangkatkan ke Christmas Island atau Pulau Natal," lanjutnya.
Masih jelas Mardiono, perjalanan dari Selatan Jawa menuju Christmas Island memakan waktu enam hari dengan perahu yang diawaki oleh dua warga negara Indonesia.
Namun dalam perjalanan sebelum tiba di Christmas Island, nahkoda kapal dan satu ABK yang membawa 41 imigran Bangladesh ini meninggalkan kapal, kemudian menggunakan kapal kecil yang telah disiapkan untuk kembali ke perairan Indonesia.
Sedangkan kapal yang mengangkut para imigran tetap melanjutkan pelayaran menuju Christmas Island berbekal kompas yang diberikan oleh nahkoda yang adalah warga negara Indonesia itu.
"Memasuki perairan Australia, kapal yang ditumpangi imigran itu dicegat oleh pihak Australian Border Force (ABF). Kapal yang digunakan dari Indonesia ditenggelamkan dan ke-41 imigran Bangladesh dipindahkan ke kapal besar milik ABF. Selama 16 hari mereka ditampung di atas kapal milik Australia tersebut," pungkas Mardiono.
Baca juga: Guru Besar IPB Dorong Pengembangan Breeding Center Domba Premium di Rote Ndao
"Pada Kamis, 19 Desember 2024 sekitar jam 5 pagi, 15 imigran Bangladesh dari total ke-41 imigran yang ditangkap dipindahkan ke sebuah kapal yang telah disiapkan untuk mengangkut ke-15 imigran asal Bangladesh tersebut menuju perairan Indonesia," lanjutnya.
Dan sesuai informasi yang berhasil diperoleh dari terduga imigran bahwa terdapat dua orang WNI di atas kapal tersebut namun jarang berkomunikasi dengan para WNA.
"Sekitar pukul 09.00 Wita, kapal yang membawa para imigran telah berada di perairan Selatan Pulau Rote. Saat itu dua ABK yang membawa para imigran menginformasikan bahwa untuk sementara ke-15 imigran itu turun dari kapal untuk beristirahat di rumah salah satu nahkoda kapal yang membawa mereka dari kapal milik pihak Australia. Nantinya modus ABK ini, setelah makan kemudian mereka akan melanjutkan perjalanan menuju Kupang," beber Mardiono.
"Setelah para imigran Bangladesh turun dari kapal tepat di Pantai Hena, kemudian kapal tersebut yang dinahkodai dua orang WNI bermanuver dan meninggalkan ke-15 imigran Bangladesh itu," tambah dia.
Dari barang barang yang dibawa oleh ke-15 imigran Bangladesh, terdapat beberapa makanan ringan dan air mineral serta sendal jepit yang menurut pengakuan para imigran diberikan oleh pihak ABF.
Pihak Polres Rote Ndao juga atelah berkoordinasi dengan Imigrasi Kupang untuk penanganan lebih lanjut terhadap ke-15 imigran Bangladesh tersebut.
"Hari ini, pihak Imigrasi Kupang akan ke Rote," singkat Mardiono. (rio)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.