Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 14 Desember 2024, “Mengertilah Murid-murid Yesus”

Santo Yohanes dari Salib mengingatkan kita bahwa penderitaan dapat menjadi jalan menuju kedalaman spiritual dan kasih yang lebih besar.

Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Sabtu 14 Desember 2024, “Mengertilah Murid-murid Yesus” 

Oleh : Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 14 Desember 2024, “Mengertilah Murid-murid Yesus

Hari Sabtu Pekan Adven  II
PW Sto. Yohanes dari Salib.
Bacaan I:  Sir.  48:  1-4.9-11
Injil : Matius 17:  10-13

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Sejatinya seorang murid adalah siap untuk mampu mengerti dan memahami apa yang diajarkan oleh sang guru.

Bukan hanya itu, pola berpikir sampai cara mengajar dan pola hidup itu pun harus mampu dimengerti agar kita pun mampu melaksanakan apa yang dikehendaki guru kita. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini, kita mengenang Santo Yohanes dari Salib, seorang mistikus dan dokter Gereja yang terkenal dengan ajaran spiritualnya yang mendalam.

Bacaan dari Sirakh dan Injil Matius mengajak kita untuk merenungkan makna penderitaan, baik dalam konteks kehidupan Santo Yohanes maupun dalam pengalaman kita sendiri. Dalam bacaan dari Kitab Sirakh (Sir. 48:1-4, 9-11), kita melihat penghormatan kepada nabi Elia dan perannya dalam sejarah keselamatan.

Elia adalah seorang nabi yang mengalami banyak penderitaan dan tantangan, tetapi tetap setia kepada Tuhan. Penderitaan yang dialami oleh para nabi menunjukkan bahwa jalan menuju Allah sering kali melalui kesulitan.

Penderitaan bukanlah sesuatu yang kita cari, tetapi sering kali datang kepada kita. Dalam hidup kita, bagaimana kita merespons saat menghadapi kesulitan? Apakah kita tetap setia seperti Elia, ataukah kita cenderung mengeluh dan menjauh dari Tuhan?

Santo Yohanes dari Salib mengajarkan bahwa penderitaan dapat menjadi jalan menuju kesatuan yang lebih dalam dengan Tuhan. Mari kita merenungkan bagaimana kita dapat mengubah cara pandang kita terhadap penderitaan.

Injil Matius (Mat. 17:10-13) mengingatkan kita bahwa Anak Manusia, Yesus, akan menderita. Ini adalah bagian integral dari misi-Nya di dunia. 

Penderitaan-Nya bukan hanya untuk diri-Nya sendiri, tetapi juga untuk keselamatan umat manusia. Dalam dialog dengan murid-murid-Nya, Yesus mengajak mereka untuk memahami bahwa penderitaan adalah bagian dari rencana keselamatan.

Permenungan kita: Apakah kita menyadari betapa besar pengorbanan yang dilakukan Yesus untuk kita? Penderitaan-Nya adalah suatu bentuk kasih yang mendalam.

Santo Yohanes dari Salib mengajak kita untuk memasuki misteri penderitaan Kristus dan menerimanya sebagai bagian dari perjalanan iman kita. Dalam momen-momen sulit, kita dapat menemukan kekuatan dan pengharapan ketika kita mengingat kasih yang telah diberikan kepada kita melalui penderitaan Yesus.

Santo Yohanes dari Salib sendiri mengalami penderitaan dalam hidupnya, baik secara fisik maupun spiritual. Ia ditangkap dan dipenjara karena keyakinannya, tetapi ia tetap setia dan mendalami hubungan pribadinya dengan Tuhan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved