Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 13 Desember 2024, Perayaan Wajib Santa Lusia

mendiamkan atau malah memberikan teguran. Satu hal yang jelas: tidak semua permintaan anak harus dituruti.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Jumat 13 Desember 2024, Perayaan Wajib Santa Lusia 

Oleh : Pastor John Lewar SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 13 Desember 2024, Perayaan Wajib Santa Lusia

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Perayaan Wajib Santa Lusia
Lectio: Yesaya 48:17-19; Mazmur 1:1-2,3,4,6;
Injil : Matius 11:16-19

Meditatio:
Pada suatu kesempatan saya mengunjungi sebuah keluarga. Dalam kebersamaan dan saling berbagi cerita, saya melihat seorang anak kecil yang menangis merengek-rengek mencari perhatian orang tuanya supaya
apa yang diinginkannya terpenuhi.

Berhadapan dengan situasi seperti ini, biasanya orang tua lalu menimbang-nimbang. Di satu sisi, memenuhi
begitu saja permintaan anak bisa menjadikan anak itu manja dan susah diatur.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 11 Desember 2024, Christus Omnibus - Kristus Segalanya

Di sisi lain, tidak memenuhi permintaan sang anak akan membuat orang tua malu dengan orang-orang sekitar atau dengan seseorang yang berkunjung ke rumah mereka.

Dengan pertimbangan-pertimbangan itu, ada orang tua yang kemudian bersikap mengalah, ada juga yang
mendiamkan atau malah memberikan teguran. Satu hal yang jelas: tidak semua permintaan anak harus dituruti.

Kali ini dalam injil Matius (11:16-19) Yesus berhadapan dengan umat Israel yang susah diatur dan mau menang sendiri.

Ia mengumpamakan generasi yang sulit itu sebagai sekelompok anak yang tidak mau diajak bermain. Mereka adalah generasi yang kurang peduli dengan masyarakat sekitar.

Mereka menjadi anak anak yang “lumpuh” secara emosional karena hanya fokus pada masalah dirinya sendiri.

Dihadapan orang banyak, Yesus menyapa mereka sebagai yang “tidak peduli” akan lingkaran hidup sosial. Dengan sebuah kiasan, Yesus menyapa orang banyak dengan berkata “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.”

Teks ini merupakan kritik terhadap perilaku sosial para pemimpin yang tidak responsif. Orang Yahudi, kaum Farisi, dan para ahli Taurat adalah anak-anak yang dimaksudkan oleh Yesus.

Yesus mengangkat tema kepedulian yang menyangkut hak hidup, makan dan minum serta pola
hidup sosial, yakni relasi.

Bukannya mendengarkan utusan-utusan Allah, mereka malah menghendaki agar utusan-utusan Allah dalam hal ini Yohanes dan Yesus mengikuti kemauan mereka.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved