Berita Manggarai Barat

Warga Desa Wisata Wae Lolos Manggarai Barat Dilatih Kelola Homestay Berbasis Kearifan Lokal

pariwisata di Manggarai Barat tidak hanya tentang Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Kegiatan pelatihan pengelolaan homestay di Desa Wisata Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat. Jumat 13 Desember 2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Pemkab Manggarai Barat melalui Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan memberikan pelatihan pengelolaan homestay dan manajemen keuangan desa di Desa Wisata Wae Lolos, Kecamatan Sano Nggoang, Jumat 13 Desember 2024.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat, Stefanus Jemsefori menjelaskan kegiatan ini merupakan lanjutan dari program Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata (Fasmadewi) yang dilakukan di dua desa wisata sejak Maret 2024.

"Subtansi dari kegiatan ini adalah pemerintah berkomitmen untuk terus mendukung pengembangan Desa Wisata Wae Lolos melalui program Fasmadewi," kata Stefan. 

Menurutnya, pariwisata di Manggarai Barat tidak hanya tentang Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo, lebih dari itu kabupaten di ujung barat Pulau Flores ini memiliki potensi wisata alam dan budaya yang bisa dikembangkan untuk menarik wisatawan. 

"Kami berkomitmen serius untuk menata desa wisata. Tahun ini kami laksanakan program Fasmadewi di dua desa wisata dan menyeleksi dua dari ratusan orang menjadi fasilitator untuk membantu kami dalam merencanakan dan mendampingi masyarakat desa wisata," jelasnya.

Stefan berharap kegiatan ini bermanfaat bagi peserta melalui ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari para narasumber. 

"Saya tidak ragu lagi dengan desa wisata Wae Lolos.  Tentu kondisi ini tidak kita dapatkan serta merta kalau tidak ada komitmen, konsistensi dan kerja keras Pokdarwis dan seluruh masyarakat yang dengan cara sendiri mempromosikan desa Wae Lolos", kata Stefan.

Margareta Bekti, salah satu narasumber dalam kegiatan itu mengatakan modal dasar dalam pengelolaan homestay sesungguhnya adalah kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat desa wisata.

"Modal sesungguhnya dalam pengeloaan homestay adalah rumah warga yang hendak kita karyakan untuk wisatawan. Selain itu adalah kearifan lokal dan adat istiadat kita. Juga niat kita membangun home stay," tandasnya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved