Lewotobi Erupsi
Menengok Rumah Lulunlantak Dihantam Material Gunung Lewotobi Laki-laki
Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT tak lekang dari ingatan
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, PAUL KABELEN
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki tak lekang dalam ingatan. Gunung diantara Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT itu erupsi pertama pada tanggal 23 Desember 2023 hingga meletus dahsyat 3 November 2024.
Sembilan warga meninggal dunia saat peristiwa alam yang mengguncang Rumah, fasilitas umum, dan fasilitas sosial itu. Selain itu, tanaman komoditi andalan warga untuk hidup pun hangus terbakar material panas.
Warga mengungsi ke tempat aman hingga 31 Desember 2024 mendatang, kemungkinan diperpanjang lagi seiring status tanggap daruratnya. Mereka rutin melihat rumah demi mengobati kerinduan meski banyak bangunan sudah hancur.
Pada Minggu, 8 Desember 2024, Martinus Kapitan De Pores Lamabelawa menengok rumahnya di Desa Klatanlo. Berjarak sekira 4 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, permukiman Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, dan Nawokote kini luluhlantak.
Bersama kakaknya, Yohanes Lamabelawa dan sejumlah kerabatnya, mereka menyusuri areal rumah yang beberapa bagiannya sudah rusak. Di dalam rumah terdapat batu kecil berwarna hitam. Batu yang terlontar dari gunung itu menembus atap rumah hingga berserakan ke lantai.
Baca juga: Janazah Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Dibawa Keluarga Menggunakan Mobil Pikap ke Hewa Flotim
Lumpur beraroma belerang mulai mengering. Kadarnya akan bertambah tebal saat dilanda hujan. Tumpukan pasir juga masuk melalui celah atap yang bocor. Desa ini juga masuk dalam ancaman lahar hujan.
Berhadapan dengan rumah Rino, sapaan Martinus Lamabelawa, berdiri SMP Katolik Sanctissima Trinistas. Sekolah populer yang menjadi aset berharga itu telah ditutup secara permanen. Terdampak sangat parah apa lagi menewaskan seorang biarawati saat kejadian.
Duka berat dialami Rino dan warga setempat. Kendati tak merasakan sadisnya letusan, Rino tetaplah penyintas. Ia juga akan direlokasi ke tempat lain, meninggalkan hunian yang sedari dulu membesarkannya.
Sepanjang Jalan Trans Pulau Flores wilayah Desa Dulipali-Boru yang lintasannya sekira 2 kilometer, serta jalan aspal antar desa-desa terdampak masih dipenuhi pasir bercampur kerikil.
Tebalnya seukuran mata kaki orang dewasa. Rino dan kerabatnya tampak berhati-hati agar roda kendaraan tak tergelincir. Mereka pulang ke tempat pengungsian saat hari kian gelap.
Di balik keadaan kampung tak berpenghuni itu, mulai muncul tunas-tunas pada tanaman kopi dan kekao. Tanda-tanda kehidupan ini seperti memeberi isyarat bahwa segala yang mati (tumbuhan) akan bertumbuh subur.
Kamis, 12 Desember 2024, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, melaporkan dalam enam jam terakhir yaitu pukul 06.00 Wita sampai 12.00 Wita terjadi 16 kali gempa.
Baca juga: Progres Relokasi Penyintas Gunung Lewotobi, Satu Lokasi Siap Dua Belum
Diantaranya, 4 kali gempa hembusan, 10 kali gempa tremor harmonik, dan 2 kali gempa vulkanik dalam.
"Tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki (masih) Awas," demikian isi laporan PGA. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.