Pilkada Jakarta 2024

Mayoritas Warga Jakarta Tak Ingin Pramono – Rano Karno Pimpin DKI, Begini Kata Jamiluddin Ritonga

Jamiluddin Ritonga angkat bicara terkait kegaduhan politik di Jakarta pasca KPU DKI Jakarta menetapkan hasil pemungutan suara, 27 November 2024 lalu.

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
LEGITIMASI RENDAH – Meski Pramono Anung – Rano Karno sah sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta, tetapi legitimasihnya rendah. Karena lebih banyak warga yang tidak menunaikan hak suaranya saat Pemilu serentak 27 November 2024. 

POS-KUPANG.COM – Jamiluddin Ritonga angkat bicara terkait kegaduhan politik di Jakarta pasca KPU DKI Jakarta menetapkan hasil pemungutan suara Pilkada Jakarta 2024 yang dimenangkan oleh Pramono Anung – Rano Karno.

Dikatakannya, meski Pramono Anung – Rano Karno menang dalam pilkada, tetapi lebih banyak warga Jakarta yang tidak memberikan hak suaranya pada Pilkada Jakarta 2024 yang telah dilaksanakan pada 27 November 2024 lalu. Artinya, legitimasi kepada pasangan tersebut rendah.

Sorotan itu disampaikan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga terkait pernyataan tim Ridwan Kamil (RK)-Suswono bahwa yang menjadi pemenang Pilkada DKI Jakarta adalah golput.

Dikatakannya, perolehan suara yang diraih oleh tiga pasangan calon atau yang maju dalam pilkada baru-baru ini justeru semuanya dikalahkan suara golput. Makanya, suara golput layak jadi pemenang Pilkada Jakarta.

“Jadi, meskipun pasangan Pramono-Rano unggul atas RK-suswono dan Dharma-Kun, tetapi lebih banyak suara yang tidak menginginkannya jadi gubernur dan wakil gubernur di Jakarta," kritik Jamiluddin Ritonga pada Selasa 10 Desember 2024. 

"Artinya bahwa lebih banyak yang tidak memberi amanah daripada yang memberi amanah kepada Pramono-Rano untuk memimpin Jakarta,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Jamiluddin Ritonga, besarnya suara golput itu tentu akan mempengaruhi legitimasi Pramono-Rano dalam memimpin Jakarta. Bahwa Pramono-Rano yang nantinya memimpin Jakarta dengan legitimasi yang rendah.

“Artinya, bahwa meski legitimasi itu rendah pada Pramono Anung – rano Karno, tetapi pasangan tetap sah menajdi gubernur dan wakil gubernur Jakarta periode lima tahun ke depan," tegasnya. 

"Sebab, pasangan ini sudah memperoleh suara 50 persen plus satu dari suara yang sah," imbuhnya. 

"Ini artinya, sesuai undang-undang, Pramono dan Rano sudah memenuhi syarat untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2024,” lanjut Jamil.

Jamil menyebut, meskipun kurang legitimete (sah), namun Pramono-Rano yang jadi pemenang Pilkada DKI Jakarta. 

Baca juga: Hari Ini Kubu Ridwan Kamil–Suswono Daftar ke MK, Muslim Butarbutar: Doain Ya, Kita Masih Punya Waktu

Karena itu, semua pihak seyogianya menerima kenyataan tersebut. 

“Pihak yang kalah tak perlu mencari berbagai pembenaran untuk menutupi kekalahan,” ucap Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved