Berita Nasional
APBN Tekor Rp 401,8 Triliun
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit atau sebesar Rp401,8 triliun per akhir November 2024
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit atau sebesar Rp401,8 triliun per akhir November 2024. Hal ini dikarenakan belanja yang lebih besar daripada pendapatan negara.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Rabu (11/12), pendapatan negara tercatat sebesar Rp2.492,7 triliun atau 89 persen dari target. Realisasi ini lebih rendah dari belanja negara sebesar Rp2.894,5 triliun atau 87 persen dari pagi.
"Sampai akhir November defisit APBN mencapai Rp401,8 triliun," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Desember yang berisi realisasi kinerja keuangan negara per November 2024.
Menurut Ani, sapaan akrabnya, meski cukup tinggi tapi defisit APBN per akhir November masih dalam rentang prediksi sepanjang tahun ini. Dalam APBN 2024, defisit ditetapkan sebesar Rp522,8 triliun.
"Dalam APBN KiTa 2024, total defisit anggaran dalam undang-undang disebutkan mencapai Rp522,8 triliun, jadi defisit Rp401,8 triliun masih di bawah Rp522,8 triliun, makanya kita sebutkan 76,8 persen dari defisit yang ada dalam UU APBN 2024," jelasnya.
Ani menjelaskan pendapatan negara per akhir November lebih rendah dari belanja karena memang pendapatan mengalami tekanan yang luar biasa besar sampai dengan Agustus. Sehingga, kinerjanya belum maksimal hingga akhir tahun ini.
Baca juga: Presiden Serahkan DIPA dan Transfer Daerah 2025, Pendidikan dan Kesehatan Alokasi Terbesar
"Juli-Agustus itu kalau kita lihat pendapatan negara terutama dari pajak dan bahkan dia juga ikut sejak tahun lalu itu, karenanya luar biasa sehingga untuk mendapatkan positif plus itu juga merupakan sesuatu yang sangat harapkan akan terus menjaga momentumnya," imbuhnya.
Sementara, belanja negara melonjak hingga 15,3 persen per akhir November diakibatkan beberapa bantuan yang harus dialokasikan pemerintah di tahun ini. "Kenaikannya cukup tajam dibandingkan belanja negara tahun lalu yaitu 15,3 persen. Ini yang nanti terlihat dalam posturnya," pungkas Ani.
Untuk Desember 2024, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan menghabiskan sisa APBN 2024 sebesar Rp460 triliun. Ini sesuai dengan perkiraan Kementerian Keuangan bahwa realisasi belanja pemerintah pusat pada 2024 sebesar Rp2.558 triliun.
"Artinya selama Desember ini seluruh APBN, pemerintah pusat akan belanja sebesar Rp460 triliun selama bulan Desember saja," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara.
Belanja tersebut ditujukan beberapa hal, khususnya penyelesaian kontrak dari pembangunan yang sudah direncanakan sebelumnya. Menurut Suahasil hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia.
Sementara untuk tahun depan, Sri Mulyani memastikan APBN 2025 akan dikelola dengan hati-hati, termasuk penarikan utang untuk pembiayaan APBN. Dalam APBN 2025, pemerintah dan DPR RI telah menyepakati pendapatan negara sebesar Rp3.005,1 triliun dan belanja negara sebesar Rp3.621,3 triliun.
Baca juga: Rincian Transfer Ke Daerah Provinsi NTT Tahun 2023, DIPA NTT Rp 23,83 Triliun
Pemerintah masih akan mengandalkan sumber pembiayaan defisit APBN melalui strategi di luar pendapatan negara, seperti utang. Kendati begitu, Sri Mulyani memastikan strategi pembiayaan defisit APBN 2025 akan dilakukan secara hati-hati dan lebih inovatif supaya APBN bisa terus sehat.
"Sehingga biaya dari defisit dapat terus ditekan. Kami juga akan terus menggunakan pembiayaan termasuk di dalamnya dalam rangka penguatan dari Sovereign Wealth Fund dan peranan dari BUMN," ucapnya.
Dengan menjaga sisi pendapatan dan defisit APBN 2025, Sri Mulyani memastikan belanja negara akan terus dijaga kualitasnya untuk pembangunan di dalam negeri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.