Kotbah Imam Yang Membosankan?
Dari kursi seberang, saya menangkap gelagat ini dengan sangat jelas. Setelah misa, dia bilang:”lain kali, kau rekam kotbahnya.
Oleh: Wilfrid Babun SVD
PH Ketua Yayasan Pendidikan Arnoldus Cabang Sumba NTT
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Rubrik “ANTAR KITA” Mingguan Hidup (11/12/2011) menulis tentang “Khotbah Imam”.
Ada 3 (tiga) prosedur yang ditempuh agar kotbah jadi menarik. Pertama, kotbah ditulis utuh. Tinggal membacakannya.
Kedua,Gagasan utama yang ditulis. Imam agak kreatif dalam berkotbah. Ketiga, kotbah merupakan hasil dari pendalaman bersama, wawasan kotbah menjadi luas.
Kotbah itu ada “teksdan “konteks”.
ILUSTRASI
Pastor tua itu, duduk tidak aman. Dia tidak tenang dengar kotbah dari rekan pastor yang agak senior.
Dari kursi seberang, saya menangkap gelagat ini dengan sangat jelas. Setelah misa, dia bilang:”lain kali, kau rekam kotbahnya.
Kemudian kita evaluasi bersama ya! Kalau tidak, saya akan berikan beberapa buku pedoman bagaimana berkotbah yang baik…”
Mengapa pastor yang sudah ubanan ini berulah? Pastor tua punya penilaian.Kotbah rekannyatidak fokus. Banyak hal teraduk-aduk.
Singgung budaya lokal juga tidak tuntas. Bicara tentang dunia pertanian, juga tidak klop. Omong peternakan? Pokoknya, semua hal tentang dunia dan manusia, keluar semua.“Secara psikologis, banyak tema, banyak pikiran, banyak informasi, bisa membikin umat sebagai pendengar jadi lelah”.
Baca juga: Opini Wilfrid Babun SVD: Perda Literasi Satu Apresiasi
YANG HILANG
Kotbah yang kehilangan fokus: omong apa, siapa, bagaimana, di mana..? Itulah teks dan konteks Kotbah mestinya mengandung intention.
Tujuannya jelas bisa terbaca dalam indikasi-indikasi yang terukur. Biasanya pewarta punya sense tentang itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.