Berita Belu
Belajar Otodidak, Pengurus SILC Longgela Mausali Jalankan Kepengurusan Selama 7 Tahun Tanpa Upah
SILC Longgela Mausali di Desa Nualain, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, saat ini sudah berjalan selama tujuh tahun
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Saving and Internal Lending Communities (SILC) Longgela Mausali di Desa Nualain, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, saat ini sudah berjalan selama tujuh tahun.
Selama tujuh tahun pula para pengurus yang terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, pemegang kunci, penghitung uang 1, 2, dan 3 menunaikan tanggung jawab mereka tanpa upah.
Untuk diketahui, SILC sendiri merupakan bagian dari dari Catholic Relief Services (CRS) yang bertujuan untuk membantu anggota mengembangkan diri mereka sendiri dan untuk menyediakan layanan tabungan, pinjaman dan dana darurat sehingga mereka dapat mencapai pengembangan aset individu dan pengembangan kelompok.
SILC Longgela Mausali pertama kali berdiri di tahun 2018.
Sekretaris SILC Longgela Mausali, Pou Maria Septiany mengatakan, pada tanggal 26 Agustus 2018 dia mendengar tentang Silc dari desa tetangga, Desa Lakmaras, Dusun Lesubere.
Berbekal pengetahuan tersebut dia bersama suaminya, Wendelinus Bauk Koli yang kemudian menjadi ketua, mencoba membuka di Desa Nualain dengan anggota pertama sebanyak 16 orang.
"Siklus pertama empat bulan dari Agustus sampai Desember, anggota hanya 16 orang dari 2 KUB (Kelompok Umat Basis), itu tetangga terdekat, suami istri dan anak-anak yang ditotal 16," kata Septiany, Selasa, 10/12/2024.
Baca juga: Soroti Pemerintahan Kabupaten Belu, Ketua DPRD Sebut Seluruhnya Baik Tapi Tidak Ada yang Sempurna
"Sebenarnya karena mulai di Agustus belum bisa pembagian tapi kami Desember itu pembagian sebagai percobaan karena anggota kalau misalkan dalam empat bulan tidak bagi berarti mereka masih berpikir ini kelompok betul atau tidak.
Kalau sampai tahun depan nanti tidak genap jadi sebagai percobaan empat bulan Desember langsung pembagian.
Terus Januari langsung mulai siklus baru. Jadi satu tahun itu satu siklus.
Mulai Januari sampai Desember itu 50 minggu.
Pas pembagian di 2018 Desember itu hadir langsung petugas PPSE Keuskupan Atambua, pak Yoseph Metkono," tambahnya.
Desa Nualain sendiri, kata dia, tidak termasuk 10 desa binaan dan yang mendapat pelatihan hanya desa binaan PPSE Keuskupan Atambua.
"Tapi karena Nualain melihat sepertinya di sana itu baik makanya coba menerapkan," ungkapnya.
Di tahun 2024, lanjut dia, total anggota di kelompok induk sebanyak 73 orang Dan telah berkembang menjadi 6 kelompok Silc di Opi Bul, Desa Ekin, Desa Duarato dan di Desa Nualain ditambah dua kelompok.
Sesuai aturan, batas anggota hanya 15 sampai 25 orang tetapi dengan berjalannya waktu selama ini semua anggota tidak ingin pecah dari kelompok tersebut sehingga dibentuk kelompok baru tetapi dengan pengurus yang sama.
"2023 itu sampai 104 orang. Mereka tidak mau pecah karena melihat kinerja pengurus cukup baik. Tahun ini anggota 73, karena ada yang pergi merantau, ada yang dikeluarkan dengan hormat karena satu dan lain hal. Dari Silc yang siklus pertama 16 orang, siklus kedua 25 orang, siklus ketiga 35 orang, siklus keempat 55 orang, siklus kelima 65 orang, siklus keenam 104 orang dan ini siklus ketujuh 73 orang dengan tambah buka cabang," katanya.
Baca juga: Pasca Pencoblosan Pilkada 2024, Situasi Kamtibmas Di Kabupaten Belu Masih Kondusif
Septiany mengisahkan, berjalannya Silc dari siklus satu sampai siklus tujuh membantu para anggota mengalami manfaat baik dalam rumah tangga dan ada perubahan keuangan ke arah yang lebih baik.
"Orang mengalami perubahan baik. Saya sebagai sekretaris kadang keras berbicara tapi mereka tetap bertahan karena memotivasi dan membuka pikiran mereka sehingga mereka semangat.
Yang sudah mereka rasakan itu biasanya awal tahun minggu pertama kita sudah ada target, simpanan mulai dari Rp 10 ribu sampai Rp 100 ribu per orang, target Desember mau beli apa di rumah. Ada pos-posnya. Pos simpanan, dana sosial, denda.
Kalau simpanan itu yang akhir tahun kita panen tambah bunga. Kalau dana sosial itu fungsinya untuk sumbangan duka kalau ada keluarga kandung yang meninggal terus biaya pengobatan, anggota kalau misalkan ada yang masuk rumah sakit ada biaya pengobatan," jelasnya.
Selain itu, dana sosial SILC Longgela Mausali juga untuk kebutuhan lainnya seperti bak sampah berwarna hijau yang ada di depan rumah setiap anggota.
"Siklus lima, tahun 2022, SILC Longgela Mausali beli inventaris dalam bentuk laptop. Berikutnya tahun lalu, siklus enam, 2023 dari dana sosial sumbang ke gereja dalam bentuk kain altar dan segala kebutuhan kain-kain.
Tahun ini dana sosial direncanakan untuk sumbangan pembangunan Paroki dalam bentuk semen dan pasir," urainya.
Sementara denda dikenakan pada anggota yang tidak hadir maupun yang terlambat memasukkan simpanan, masing-masing sebesar Rp.2.000. Dana ini yang kemudian digunakan untuk konsumsi saat pembagian di akhir tahun.
Dengan pembagian di siklus tujuh pada Senin, (9/12/2024), Septiany berharap kedepan anggota lebih menikmati manfaat, lebih mengalami perubahan baik soal ekonomi dalam rumah tangga, lebih fokus kepada anak sekolah karena selama tujuh tahun berjalan SILC Longgela Mausali banyak membantu orang tua yang kesulitan uang saat hendak membayar uang sekolah anak. (uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Link Resmi dan Cara Cek Pengumuman Hasil SKD Sekolah Kedinasan IPDN 2025 dan Jadwal Tes Kesehatan |
![]() |
---|
13 Jam Akses Transportasi Putus Total Longsor di Wolojita Ende |
![]() |
---|
Peredaan Rokok Ilegal Membanjir di Kabupaten Flotim, Ada Brand Baru |
![]() |
---|
Sudah Diumumkan, Ini Link Pengumuman Hasil SKD Sekolah Kedinasan PKN STAN 2025 dan Cara Ceknya |
![]() |
---|
Cegah Rabies, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Lakukan Strategi Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.