Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 6 Desember 2024, “Ya Tuhan, Kami percaya”
mengajak kita untuk menyelami arti sebenarnya dari percaya dan bagaimana iman kita dapat membentuk hidup kita.
Oleh : Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 6 Desember 2024, “Ya Tuhan, Kami percaya”
Hari Jumat Pekan Adven I
Bacaan I: Yes. 29: 17-24
Injil : Matius 9 : 27-31
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Ungkapan ini: ‘Ya Tuhan, kami percaya’ adalah satu ungkapan yang lahir dari keinginan paling dalam orang-orang yang percaya kepada Tuhan ketika dihadapkan pada situasi batas dalam hidup.
Semua kita yang percaya kepada Tuhan tentu juga mengalami situasi batas dan membiarkan Tuhan yang melaksanakan apa yang menjadi kehendakNya. Iman dan kepercayaanlah yang akan menentukan nasib hidup kita di hadapan Tuhan.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pada hari ini, kita merenungkan dua bacaan yang menekankan kekuatan iman dan kepercayaan kepada Tuhan. Bacaan dari Yesaya dan Injil Matius mengajak kita untuk menyelami arti sebenarnya dari percaya dan bagaimana iman kita dapat membentuk hidup kita.
Dalam bacaan dari Yesaya (Yes. 29:17-24), Tuhan menjanjikan pemulihan bagi umat-Nya. Dia berjanji akan membawa kembali orang-orang yang tersesat dan memberikan penghiburan kepada mereka yang menderita.
Janji ini mencerminkan kasih dan perhatian Tuhan yang mendalam terhadap umat-Nya, meskipun mereka telah berpaling dari-Nya.
Maka refleksi kita atas nubuat nabi Yesaya ini yakni ketika kita menghadapi tantangan dalam hidup, apakah kita dapat mengingat janji-janji Tuhan? Apakah kita percaya bahwa Tuhan akan memulihkan keadaan kita?
Dalam masa-masa sulit, penting untuk mengingat bahwa Tuhan selalu hadir dan siap memberikan pertolongan. Iman kita kepada-Nya adalah kekuatan yang mendorong kita untuk terus melangkah maju.
Sedangkan dalam Injil Matius (Mat. 9:27-31), kita melihat dua orang buta yang memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan mereka.
Mereka berseru, “Ya Tuhan, kami percaya.” Iman mereka yang tulus dan teguh menyentuh hati Yesus, dan Dia pun menyembuhkan mereka sesuai dengan iman mereka. Ini menunjukkan bahwa iman bukan hanya tentang percaya, tetapi juga tentang bertindak berdasarkan kepercayaan tersebut.
Kisah kedua orang buta ini memberi kita permenungan: Apakah kita berseru kepada Tuhan dengan iman yang sama? Ketika kita menghadapi kesulitan, apakah kita datang kepada-Nya dengan kepercayaan penuh bahwa Dia dapat menyelesaikan masalah kita?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.