Berita NTT

Benih Jagung Hibrida Nusa Timore 77 Wujudkan Kemandirian Pangan di NTT

Menurut dia, ada tiga pokok yang harus  dikerjakan ketika ingin menjadi daerah yang Swasembada yakni intensifikasi, ekstensifikasi, disertifikasi.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Pemerintah Provinsi NTT saat meluncurkan benih jagung hibrida Nusa Timore 77. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Provinsi NTT ingin mewujudkan kemandirian pangan. Pemerintah Provinsi NTT menegaskan itu dengan melaunching benih jagung hibrida Nusa Timore 77.

Langkah itu dilakukan melalui riset perguruan tinggi. Launching benih Jagung hibrida itu diselenggarakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT. 

Acara ini diinisiasi untuk mewujudkan ketahanan pangan di NTT menuju kemandirian pangan serta daulat pangan

Plt. Kepala Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Joaz Bily Oemboe Wanda mengatakan, launching itu merupakan dukungan Universitas Brawijaya dan Perusahaan Bunga Tani Sejahtera sejak tahun 2022.

"Kita sudah mulai kegiatan untuk pengembangan jagung hibrida, yang pertama kita di Kabupaten Sumba Barat Daya, dimana tahun 2022 dilepas 30 ton dengan luasan area 20 hektare," kata dia, Senin 25 November 2024 dalam keterangannya. 

Wanda mengaku tahun 2024, program yang sama melakukan kegiatan yang sama di Kabupaten Kupang dengan luas area 28 hektare dan menghasilkan 60 ton dan kita upayakan dan harapkan ke depan bisa lebih baik lagi. 

Selain itu Joaz juga menyampaikan program yang akan dijalankan kedepannya untuk pengembangan jagung hibrida tersebut.

Rencananya tahun depan, akan dikembangkan  60-70 hektar pada beberapa daerah menjadi daerah sentra pengembangan jagung hibrida.

Ia berharap Universitas Brawijaya dan  Universitas Nusa Cendana dan Perusahaan Bunga Tani bersama dinas serta semua kelompok Tani untuk mendukung kegiatan ini. 

Wanda harap tahun depan Hibrida semakin naik dan terus mengembangkan kegiatan perbanyakan benih jagung hibrida. Sebab, jagung hibrida hampir setiap tahun semakin tinggi, tidak hanya untuk pangan tetapi untuk pakan ternak dan industri. 

Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto mengatakan, NTT harus bisa menjadi daerah yang punya kontribusi besar bagi program swasembada pangan nasional.

Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Lanud El Tari Ikut Penanaman Jagung Serentak

Menurut dia, Presiden RI, Prabowo Subianto mengarahkan agar mewujudkan swasembada pangan nasional. Hal itu juga terlihat dalam UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Aturan itu untuk mewujudkan ketahanan pangan

Ketahanan pangan itu adalah kondisi terpenuhinya pangan dalam jumlah cukup, dan terjangkau. Muaranya, adalah ingin memastikan setiap individu, setiap orang di indonesia, tidak boleh ada yang kelaparan bahkan harus bisa hidup sehat dan aktif. 

Andriko Susanto menjelaskan bahwa dalam regulasi tersebut juga ada spirit yang ditanamkan yaitu kemandirian pangan dan kedaulatan pangan

Dikatakan, kemandirian itu mensyaratkan kondisi terpenuhinya kebutuhan yang berasal dari sumber daya yang dimiliki. Andriko berkata, itu adalah roh dari swasembada pangan dari mandiri pangan

"Kemudian ditingkatkan lagi statusnya menjadi daulat pangan spiritnya di situ, daulat pangan itu artinya kita semua negara, bangsa dan rakyatnya memutuskan sendiri terkait dengan kebijakan tanam pangan. Dan tentunya bebas dari intervensi dari negara lain yang kemudian membuat kita tidak berdaulat,” ujarnya. 

Menurut dia, ada tiga pokok yang harus  dikerjakan ketika ingin menjadi daerah yang Swasembada yakni intensifikasi, ekstensifikasi, disertifikasi.

Meningkatkan produktivitas dalam satuan luas yang sama, kata dia, dalam rangka untuk mengintensifikasi lahan. 

Dan tentu didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik.  Ia mengimbau kepada Bulog agar tidak hanya menyetok beras saja tetapi juga jagung khususnya jagung pakan dan jagung pangan

"Kita ingin berasnya berasal dari produksi NTT demikian juga jagung, sorgum, kedelai dan lain sebagainya. Kalau setiap provinsi standingnya sama berarti indonesia akan mandiri pangan. Jadi konteksnya seperi itu. Kita ingin bulog tidak hanya beras saja yang distok, tapi juga jagung, seperti jagung pakan dan jagung pangan. Dan jagung pangan yang kita miliki punya rasa yang sangat enak,” ujar Andriko.

Sementara untuk memperluas area tanam, dengan mekanisasi maka dapat mengefisienkan SDM. Jika itu berjalan baik, maka swasembada pangan dapat terwujud. 

Dia menegaskan, untuk mendongkrak itu kuncinya ada di kemauan, keinginan, dan spirit. Dengan begitu ia yakin bisa membendung importir. 

"Kita punya semua potensi dan kalau kita serius, produksi kita dari beberapa hasil pertanian seperti beras, jagung, kedelai, bawang putih, daging bahkan gula akan luar biasa,” kata dia. 

Dengan demikian, kata dia, perlu upaya bersama meningkatkan produksi dalam negeri. Apalagi kini sudah ada ketentuan yakni 
Perpres 81 tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. 

Baca juga: Petani Teladan di Flores NTT Beri Pelatihan TOT Budidaya Jagung Sesuai Good Agriculture Practice 


Andriko juga berharap program makan siang bergizi gratis di NTT wajib menggunakan bahan baku yang ada di NTT sendiri.

"Tapi kalau bahan bakunya diambil dari luar yang menikmati itu juga orang luar sana. Tujuan kita jelas bahwa kita ingin semua bahan bakunya berasal dari NTT sehingga yang menikmati itu adalah masyarakat NTT," kata dia. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved