Berita Belu

YKPA dan LBH APIK Gelar Pelatihan Advokasi Bagi Orang Muda di Perbatasan RI-RDTL

Pelatihan yang diikuti oleh 45 peserta dari tiga kabupaten, yakni Belu, Malaka, dan Timor Tengah Utara (TTU), berlangsung selama tiga hari

|
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Yayasan Karunia Pengembangan Anak (YKPA) Mitra Childfund Internasional di Indonesia, berkolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK, sukses menyelenggarakan pelatihan advokasi untuk orang muda di wilayah perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste, berlangsung selama tiga hari, mulai 21 hingga 23 November 2024, di Aula Hotel Nusantara II Atambua 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Yayasan Karunia Pengembangan Anak (YKPA) Mitra Childfund Internasional di Indonesia, berkolaborasi dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK, sukses menyelenggarakan pelatihan advokasi untuk orang muda di wilayah perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste. 

Pelatihan yang diikuti oleh 45 peserta dari tiga kabupaten, yakni Belu, Malaka, dan Timor Tengah Utara (TTU), berlangsung selama tiga hari, mulai 21 hingga 23 November 2024, di Aula Hotel Nusantara II Atambua.

Ketua YKPA, Bernadina Dhana, menjelaskan pelatihan ini bertujuan untuk membekali orang muda dengan kemampuan advokasi yang baik dan sistematis. 

“Kami ingin menjadikan orang muda sebagai agen perubahan, baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sosialnya. Dalam tiga hari ini, mereka dilatih untuk mengemukakan isu-isu krusial yang mereka hadapi dan mereka temu di masyarakat,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari program YKPA yang berfokus pada anak-anak dan remaja berusia 0 hingga 24 tahun, pelatihan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemangku kebijakan dari pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Belu

"Para peserta juga diberikan kesempatan untuk langsung menyampaikan permasalahan yang mereka hadapi kepada para pengambil keputusan," tuturnya. 

Dalam pelatihan ini, isu-isu yang diangkat oleh peserta mencakup berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda di wilayah perbatasan. 

Bernadina menekankan pentingnya advokasi sebagai alat bagi orang muda untuk memperjuangkan hak mereka dan menciptakan perubahan yang positif.

Sementara itu, Direktris LBH APIK NTT, Ansy D. Rihi Dara, menjelaskan bahwa LBH APIK berperan dalam memberikan pelatihan strategi advokasi, termasuk teknik menganalisis masalah, memahami akar permasalahan, hingga merumuskan solusi. 

Baca juga: Pilkada Belu 2024, Bawaslu Identifikasi TPS Rawan Jelang Pemungutan Suara

“Peserta kami latih agar percaya diri menyampaikan pendapat dan mampu bekerja sama dengan pemerintah dalam memperjuangkan hak-hak mereka,” ujarnya. 

Ia berharap pelatihan ini dapat menjadi bekal berharga bagi peserta untuk berkontribusi di lingkungan mereka masing-masing. 

“Kami ingin mereka mampu melakukan advokasi secara sistematis, sehingga suara mereka didengar dan bisa berdampak,” katanya.

LBH APIK juga berharap kolaborasi ini dapat diperluas ke wilayah lain. “Kami mendorong YKPA untuk terus bekerja sama dengan pemerintah di Malaka dan TTU, sehingga lebih banyak anak muda yang mendapatkan kesempatan seperti ini,” tambah Ansy.

Sementata salah satu peserta Pelatihan Advokasi, Delsiana Anjel Osaria Zogara, mengatakan bahwa sejak hari pertama dirinya bersama teman-teman dibekali dengan berbagai materi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved