Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 23 November 2024, “di Hadapan Dia, Semua Orang Hidup”
Dengan demikian, kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh semangat, mengandalkan kasih dan janji Tuhan
Oleh : Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 23 November 2024, “di Hadapan Dia, Semua Orang Hidup”
Hari Sabtu Biasa Pekan XXXIII
Bacaan I: Why. 11: 4-12
Injil : Lukas 20: 27- 40
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Satu kebenaran iman yang harus diketahui adalah bahwa Allah adalah Hidup itu sendiri, maka di hadapan Allah semua orang menjadi hidup, karena di dalam Allah itu ada hidup itu sendiri. Maka kita akan bisa hidup kalau ada Allah yang telah memberi hidup kepada kita. Jika tidak maka kita akan mati.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini kita memasuki akhir pekan dari masa liturgi pekan ke XXXIII yang dinispirasi oleh bacaan-bacaan suci yang kita renungkan hari ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 21 November 2024, “Ia Menangisinya”
Dalam bacaan Wahyu 11:4-12 dan Lukas 20:27-40, kita diajak untuk merenungkan tema kebangkitan, harapan, dan kesaksian iman di tengah tantangan hidup.
Kedua bacaan ini memberikan perspektif yang mendalam tentang bagaimana kita seharusnya memahami kehidupan dan kematian dalam konteks iman kita kepada Tuhan.
Wahyu 11:4-12 menggambarkan dua saksi yang diutus oleh Tuhan untuk bersaksi di bumi. Mereka memiliki kuasa untuk melakukan mukjizat dan mengingatkan dunia akan kebenaran Allah.
Meskipun mereka akan mengalami penganiayaan dan kematian, kebangkitan mereka di hari yang ketiga menjadi tanda kemenangan Allah atas segala kekuatan kegelapan. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita mungkin menghadapi tantangan, penderitaan, atau bahkan penolakan dalam hidup ini, ada harapan kebangkitan yang dijanjikan oleh Tuhan.
Tuhan tidak membiarkan kesaksian kita sia-sia; setiap usaha untuk memuliakan-Nya dan menyebarkan kasih-Nya akan mendapatkan ganjaran.
Dalam Lukas 20:27-40, kita melihat Yesus berhadapan dengan orang-orang Saduki yang meragukan kebangkitan. Mereka membawa pertanyaan yang tampaknya sulit, tetapi Yesus menjawab dengan bijak, menunjukkan bahwa kehidupan setelah kematian bukan hanya sekadar melanjutkan kehidupan ini, tetapi transformasi menuju keadaan yang lebih mulia.
Yesus menegaskan bahwa Allah adalah Allah orang hidup, bukan orang mati. Ini adalah pengingat yang kuat bagi kita bahwa kehidupan kita di dunia ini tidak berakhir dengan kematian, melainkan berlanjut ke dalam kehidupan yang lebih sempurna di hadapan Tuhan.
Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup. Apakah kita tetap teguh dalam iman kita, seperti dua saksi dalam Wahyu, yang bersaksi meskipun menghadapi ancaman? Ataukah kita, seperti orang Saduki, terjebak dalam keraguan dan ketidakpastian?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.