Berita Manggarai Barat
Jarak Pandang ke Taman Nasional Komodo Terbatas, Kapal Diminta Waspada
Stephanus juga meminta nahkoda memperhatikan kelaiklautan kapal dan berlindung jika cuaca buruk, dan berlabuh jangkar apabila jarak pandang terbatas.
Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Jarak pandang di perairan Taman Nasional Komodo (TNK) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, terbatas imbas abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
KSOP Kelas III Labuan Bajo meminta kapal-kapal wisata yang berlayar ke TNK mulai 20 November 2024, untuk selalu waspada dan memperhatikan jarak pandang aman.
"Kemungkinan jarak pandang terbatas akibat intensitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur supaya memperhatikan jarak pandang aman serta bernavigasi dengan baik tetap waspada dan memperhatikan cuaca melalui website BMKG," ujar Kepala KSOP Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto, Kamis 21 November 2024.
Stephanus juga meminta nahkoda memperhatikan kelaiklautan kapal dan berlindung jika cuaca buruk, dan berlabuh jangkar apabila jarak pandang terbatas.
Nahkoda juga diminta memberitahukan kapal-kapal lainnya jika mengetahui cuaca semakin memburuk.
"Syahbandar akan mengeluarkan pemberitahuan penundaan keberangkatan kapal (SPB) jika cuaca semakin memburuk," imbuh dia.
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran mengatakan sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki hari ini terdeteksi bergerak ke arah barat. Abu vulkanik terpantau pada ketinggian hingga 10.000 feet.
"Bergerak ke barat dengan kecepatan 10 knot dengan intensitas tetap," ujar Maria, Kamis.
Maria mengungkapkan sebaran abu vulkanik belum sampai di ruang udara Labuan Bajo.
Di sisi lain, ruang udara Labuan Bajo tampak kabur pada siang tadi walaupun cuaca cerah.
Menurut Maria, fenomena itu kemungkinan akibat sisa-sisa abu vulkanis pada hari-hari sebelumnya.
Baca juga: Masuk Lewat Atap Curi Uang dan 10 Slof Rokok, 3 Petani di Labuan Bajo Ditangkap
"Sifat abu vulkanik mamang partikel yang sangat ringan. Sehingga bisa bertahan berhari-hari di ruang udara. Jadi, walaupun tidak terdeteksi satelit, bisa jadi yang membuat udara kabur di wilayah Labuan Bajo itu adalah sisa-sisa partikel abu vulkanik yang dari beberapa hari yang lalu," jelas Maria.
"Limitasi dari satelit ini yang membuat partikel yang sangat ringan atau sudah terlalu tipis ini tidak dapat ditangkap oleh satelit," tandasnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.