Renungan Harian Kristen Selasa 19 November 2024, Kebutuhan Materi dan Rohani

POS-KUPANG.COM. KUPANG - Pendalaman Alkitab Selasa 19 November 2024, Kebutuhan Materi dan Rohani.

Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penulis Komunitas Suluh Injil edisi November 2024. 

Tema Bulan November 2024 Bulan Lingkungan Hidup GMIT  “Mengalami Keadilan dan Damai Sejahtera Dalam Semesta”. 

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:

Alam dan segala isinya adalah sumber daya yang diciptakan Allah sesuai tujuannya, yakni untuk menopang kehidupan manusia dan makhluk lainnya.

Semua ciptaan itu bersifat materil. Ketika manusia mencoba merohanikan yang materil itu, ia sedang jatuh ke dalam penyembahan berhala.

Demikian juga ketika manusia menganggap alam memiliki kekuatannya sendiri dan menjadikan tempat atau makhluk tertentu sebagai yang sakral. Iman Kristen memandang semua materi secara netral baik dan tidak mengandung unsur roh.

Dalam iman Kristen, roti, anggur dan air yang digunakan dalam sakramen, benar-benar materi dan ciptaan dan tidak berubah natur menjadi rohani karena dipakai dalam perayaan sakramen.

Memang ketiganya dikhususkan namun bersifat simbolis sebagai alat untuk mencapai tujuan tetapi tidak dapat diartikan sebagai tujuan.

Bagi iman Kristen, semua sumber daya materil tetaplah materil namun harus diarahkan kepada tujuan rohaniah, yaitu tujuan penciptaan Allah bahwa semuanya harus memberi manfaat bagi kehidupan yang berkelanjutan di bumi.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Minggu 17 November 2024, "Menjaga Ketersediaan Pangan dari Tanah dan Laut"

Ada begitu banyak sumber daya alam yang disediakan Tuhan di bumi ini dan yang paling mendasar ialah tanah, air, udara dan api.

Keempatnya sangat dibutuhkan manusia untuk menopang hidupnya. Apa jadinya manusia tanpa keempat unsur itu.

Berdasarkan pemahaman iman Kristen terhadap materi dan berbagai sumber daya alam yang ada, maka gereja harus ada di garis depan di tengah dunia ini untuk menyelamatkan alam, sekaligus memanfaatkannya dengan cara-cara yang akan memberi manfaat bagi kehidupan manusia.

Ini kita akui sebagai tindakan eksplorasi, bukan eksploitasi, termasuk dalam hal mengembangkan teknologi untuk mencegah penyebaran penyakit, meningkatkan produktivitas tanah, dan membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih aman dan lebih nyaman untuk hidup bersama.