Lewotobi Erupsi
Respons DPRD NTT Warga Riangbaring Flotim Terancam Kelaparan Imbas Erupsi Ile Lewotobi
kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Keselamatan, keamanan dan kenyamanan masyarakat terdampak harus diperhatikan dengan baik.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - DPRD NTT merespons terhadap warga Desa Riangbaring Kecamatan Ile Bura Kabupaten Flores Timur (Flotim) yang terancam kelaparan imbas erupsi Ile Lewotobi Laki-laki.
Anggota DPRD NTT, Ana Kolin mengatakan, mestinya pemerintah desa setempat bisa berkoordinasi dengan pemerintah di kabupaten untuk mengatasi persoalan itu.
"Pihak Desa Riangbaring adalah pemerintahan terkecil di wilayah Indonesia. Jadi seharusnya tahu apa yang harus dibuat. Jangan hanya menunggu saja tapi harus jemput bola sebagai bentuk tanggungjawab terhadap penderitaan rakyat," ujarnya, Jumat 15 November 2024.
Politisi PKB itu mendorong pemerintah desa agar segera melakukan koordinasi dan komunikasi ke Pemerintah daerah setempat. Koordinasi itu diperkuat dengan data jumlah warga terdampak.
Baca juga: BREAKING NEWS: Lewotobi Erupsi, Gunung Bergemuruh Jelang Kunjungan Wapres Gibran Rakabuming Raka
Dalam situasi ini, semua pihak perlu bersinergi untuk mengurai berbagai masalah yang ada. Ana Kolin mengatakan, advokasi dari pemerintah desa perlu melakukan langkah mitigasi untuk mengatasi ancaman kelaparan itu.
BPBD sebagai komponen utama, tentu memiliki tugas yang sama yakni mengurus pengungsi lainnya. Sehingga, kata Ana, perlu ada respon dan langkah bersama untuk menyelesaikan hal itu.
"Walaupun mereka bukan terdampak langsung tapi kan mereka mengalami ancaman kelaparan. Berarti mereka harus difasilitasi oleh pihak desa apalagi bantuan makanan begitu menumpuk di posko-posko," ujarnya.
Ana Kolin berkata, kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut. Keselamatan, keamanan dan kenyamanan masyarakat terdampak harus diperhatikan dengan baik.
Pemerintah, kata dia, tidak mungkin membiarkan masyarakatnya kelaparan. Hanya, dibutuhkan komunikasi bersama agar kendala-kendala lapangan bisa diketahui dan ada jalan keluar.
Dilansir Kompas.com, ratusan warga Desa Riangbaring, Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terancam kelaparan lantaran pasokan makanan mulai menipis.
Riangbaring merupakan salah satu desa yang berada di kaki Gunung Lewotobi Laki-laki yang saat ini berstatus level IV awas.
Namun keberadaan desa ini di luar rekomendasi bahaya yang ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Sekretaris Desa Riangbaring, Matius Maku Wodo mengungkapkan dampak erupsi membuat aktivitas perekonomian warga lumpuh.
Akses warga terbatas. Sebab ketika hendak menuju wilayah Kabupaten Sikka maupun Flores Timur terhambat lantaran harus melewati radius bahaya. Matius mengungkapkan pascaerupsi dasyat Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu (3/11/2024) malam, warga Desa Waiula dan Nawakote memilih mengungsi ke desa itu.
“Warga sangat kesulitan di sini, ekonomi warga lumpuh,” ujar Matius saat dihubungi, Jumat (15/11/2024).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.