Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Jumat 15 November 2024, Kesia-siaan di Bawah Matahari
Bukan materi karena materi bersifat sementara, tidak akan memuaskan dan membosankan. Kedua, jiwa akan selalu merasa haus dan lapar.
Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak pernah penuh; ke tempat sungai mengalir ke situlah sungai kembali mengalir. -ayat 7
POS-KUPANG.COM. KUPANG - Renungan Harian Kristen Jumat 15 November 2024, Kesia-siaan di Bawah Matahari, merujuk pada Kitab Pengkhotbah 1:1-11 .
Artikel ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil yang diterbitkan Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ).
POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari anggota Tim Penulis Komunitas Suluh Injil edisi November 2024.
Tema Bulan November 2024 Bulan Lingkungan Hidup GMIT “Mengalami Keadilan dan Damai Sejahtera Dalam Semesta”.
Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen berikut ini:
Kita sering bertanya tentang kitab Pengkhotbah, mengapa ia selalu mengatakan segala sesuatu sia-sia. Kata “kesia-siaan” muncul 35 kali dalam kitab ini.
Kata kesia-siaan selalu terkait erat dengan frasa “di bawah matahari” yang muncul 29 kali.
Kesia-siaan bukanlah tentang segala hal tanpa kecuali, melainkan segala sesuatu yang berada di bawah matahari, yaitu aktivitas manusia yang terjadi di muka bumi dan materi yang ada di dalam dunia yang terlihat ini.
Pengkhotbah menjelaskan makna kesia-siaan menggunakan unsur alam. Pertama, sia-sia berarti cepat berlalu seperti nafas.
Kata “sia-sia” dapat diartikan “hembusan nafas” (bnd. Yes. 57:13). Segala sesuatu yang berada di bawah matahari dipandang sia-sia oleh karena tidak ada yang bertahan lama, seperti hembusan nafas.
Segala jerih payah dan keuntungan materi yang diperoleh manusia bagaikan hembusan nafas. Seperti matahari terbit dan terbenam dalam waktu yang singkat. Kedua, sia-sia berarti tidak pernah puas, seperti laut.
Baca juga: Renungan Harian Kristen Kamis 14 November 2024, Berkat dari Alam
Segala sesuatu di bawah matahari tidak mampu memberikan kepuasan dan kepenuhan bagi manusia, seperti laut.
Air sungai yang mengalir ke laut, tetapi laut tidak pernah penuh dan meluap. Jumlah air laut masih tetap sama.
Manusia mengejar segala sesuatu yang diinginkannya di bawah matahari, menjadikan manusia itu seperti laut yang tidak pernah puas, tidak pernah cukup.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.