Opini
Opini: Lewotobi Erupsi, Inilah Kiat Pertolongan Pertama bagi Penderita Luka Bakar
Saat terjadi erupsi, awan panas yang sering disebut wedhus gembel ini menyembur hingga ketinggian 3 km bahkan bisa lebih tinggi.
Oleh: Imanuel Y. Faot
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Doktor Biologi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
POS-KUPANG.COM - Erupsi Gunung Lewotobi laki-laki masih berlanjut. Semburan awan panas terus keluar dari dalam kawahnya.
Fasilitas umum dan rumah warga rusak, mengakibatkan warga menjauh sesuai radius yang ditetapkan dan menempati posko-posko pengungsian yang disiapkan oleh pemerintah.
Sejak awal peristiwa ini, selain korban material yang dialami ada juga korban jiwa maupun luka-luka.

Gunung Lewotobi laki-laki menyemburkan tefra, lava, awan panas dan material lainnya. Semburan material bersuhu tinggi ini sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Awan panas gunung berapi biasanya memiliki suhu sekitar 500-600 derajat celcius saat mencapai pemukiman.
Saat terjadi erupsi, awan panas yang sering disebut wedhus gembel ini menyembur hingga ketinggian 3 km bahkan bisa lebih tinggi.
Awan panas mengandung gas beracun sehingga dapat merusak sistem pernapasan dan paru-paru yang menghirupnya. Selain itu, bila terkena kulit akan menyebabkan luka bakar bahkan kematian.
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan oleh panas, radiasi, listrik, dan zat kimia.
Ada beberapa mitos pertolongan pertama bagi penderita luka bakar yang masih diyakini masyarakat hingga kini, seperti, mengoleskan minyak goreng atau mentega pada luka bakar, mengoleskan pasta gigi pada bagian luka bakar, mengompres menggunakan es batu dan menyiram luka bakar dengan alkohol.
Penanganan seperti ini sangat tidak disarankan dalam dunia medis sebab hanya akan memperburuk keadaan. Penggunaan minyak goreng atau margarin dapat menambah efek panas yang meningkatkan peradangan.
Hal ini memperlambat proses penyembuhan luka dan dapat menyebabkan infeksi.
Penggunaan pasta gigi merupakan praktek yang dipercayai efektif menyembuhkan luka bakar karena memberikan rasa segar dan dingin pada kulit yang terbakar.
Kenyataannya pasta gigi mengandung bahan yang dapat menyebabkan iritasi dan infeksi.
Luka bakar yang diolesi pasta gigi akan mengalami kerusakan kulit yang lebih parah, memperluas kerusakan hingga ke lapisan kulit lebih dalam dan menghambat proses penyembuhan.
Mengompres luka bakar dengan es batu dapat mengakibatkan nekrosis dan memperhambat aliran darah dalam proses penyembuhan luka.
Untuk luka bakar ringan, penggunaan air mengalir dalam menghentikan proses kulit yang terbakar diperbolehkan.
Sedangkan praktik menyiram alkohol pada daerah yang terkena luka bakar sangat tidak boleh dilakukan.
Hal ini akan menyebabkan rasa nyeri yang sangat hebat dan menghambat proses penyembuhan.
Tujuan dari pertolongan pertama bagi penderita luka bakar adalah menghentikan proses luka bakar, mendinginkan luka bakar, dan menurunkan rasa nyeri.
Penanganan dalam proses penyembuhan luka bakar yang perlu diperhatikan
adalah mencegah terjadinya infeksi, memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup permukaan luka.
Umumnya penyembuhan luka melewati tiga fase, yaitu fase inflmasi, fase proliferasi dan fase remodelling.
Faktor yang bisa menganggu atau menghambat fase penyembuhan luka ini adalah adanya infeksi akibat langkah-langkah penanganan luka bakar yang tidak tepat.
Pertolongan pertama pada luka bakar yang tepat yaitu sebagai berikut:
- Menghentikan proses bakar dengan cara manjauhkan atau mematikan sumber api.
- Menyiram dengan air mengalir selama 20 menit untuk mendinginkan luka.
- Mengoleskan gel atau krim lidah buaya untuk menenangkan kulit.
- Mengonsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen.
- Segera periksakan ke layanan kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Luka bakar menyebabkan kerusakan yang tidak hanya pada jaringan tubuh seperti kulit, otot atau tulang.
Luka bakar yang lebih serius dapat menyebabkan kekurangan cairan dan kerusakan organ tubuh lainnya seperti ginjal.
Sekecil apapun mengalami luka bakar sebaiknya segera diperiksakan ke layanan kesehatan.
Dengan mengetahui cara pertolongan pertama pada luka bakar yang tepat maka masyarakat diharapkan mampu memberikan respon yang tepat pada penanganan luka bakar guna mencegah terjadinya cedera lebih lanjut. (*)
Imanuel Y. Faot
Menderita Luka Bakar
Opini Pos Kupang
Imbas Erupsi Gunung Lewotobi
Tips pertolongan pertama
Opini: Di Balik Slogan Rakyat Sejahtera, Realitas Pahit Tenaga Kesehatan Indonesia |
![]() |
---|
Opini: Byung-Chul Han, Hiperaktivitas Mendaruratkan Kemanusiaan |
![]() |
---|
Opini: 80 Tahun Indonesia Merdeka dan Tantangan Kesenjangan Akses Pendidikan di NTT |
![]() |
---|
Opini: Merdeka Belajar di Tengah Cengkeraman Algoritma |
![]() |
---|
Opini: Merdeka dari Penjajahan Digital |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.