Lewotobi Erupsi
Kapal Wisata di Labuan Bajo Diminta Waspada Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki
Peringatan itu tertuang dalam Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal yang dikeluarkan KSOP Labuan Bajo
Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengimbau kapal wisata dan kapal lainya untuk waspada abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur.
Sebaran abu vulkanik bisa memengaruhi jarak pandang saat berlayar.
Peringatan itu tertuang dalam Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal yang dikeluarkan KSOP Labuan Bajo, pada Minggu 10 November 2024.
"Kapal-kapal yang berlayar di Labuan Bajo dan perairan Taman Nasional Komodo mulai tanggal 10 November kemungkinan jarak pandang terbatas akibat intensitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang semakin meningkat," kata Kepala KSOP Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto, Minggu.
Kepada nakhoda, Stephanus meminta untuk memastikan kelaiklautan kapal dan berlindung jika cuaca buruk.
Nahkoda tidak boleh memaksakan kapal berlayar jika jarak pandang terbatas.
"Berlindung dan berlabuh jangkar apabila jarak pandang terbatas dan melanjutkan pelayaran kembali setelah jarak pandang normal," kata Stephanus.
"Memberitahukan kepada kapal kapal lainnya jika mengetahui adanya bahaya cuaca. Berkoordinasi dengan syahbandar dan Basarnas jika mengetahui cuaca semakin memburuk," tambahnya.
Baca juga: Bencana Erupsi Gunung Lewotobi Erupsi, Pengungsi Kesulitan Air Bersih
KSOP tidak akan mengeluarkan surat persetujuan berlayar (SPB) kepada kapal jika cuaca semakin memburuk. SPB adalah syarat yang harus dimiliki setiap kapal untuk boleh berlayar.
Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami erupsi besar pada Senin 4 November 2024.
Hingga hari ini eskalasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, masih tetap tinggi dan cenderung naik.
Demi keamanan, radius bahaya kembali diperluas menjadi 9 kilometer dari puncak gunung. Jumlah pengungsi meningkat menjadi 11.445 orang.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.