Lewotobi Erupsi

Pengungsi Lewotobi Erupsi di Flores Timur Tidur Beralaskan Terpal 

Warga mengaku tidak bisa tidur di dalam ruangan yang ditempatinya lantaran terlalu sesak dan panas.

|
Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/ARNOLD WELIANTO 
Pengungsi erupsi gunung Lewotobi Laki-laki harus tidur beralaskan terpal di lokasi pengungsian SDK Santo Pius Eputobi, Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena,Kabupaten Flores Timur, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto 

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Pengungsi erupsi gunung Lewotobi Laki-laki harus tidur beralaskan terpal di lokasi pengungsian SDK Santo Pius Eputobi, Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena,Kabupaten Flores Timur, NTT.

Setidaknya terdapat 1003 Jiwa warga Desa Hewa dan Desa Nobo ini menempati aula, ruang kelas dan emperan SDK Santo Pius Eputobi pasalnya di Desa mereka terdampak erupsi gunung Lewotobi Laki-laki.

"Kami tidur beralaskan terpal yang dibagi petugas tadi siang, mau bilang tidak nyaman juga terima saja," kata Maria Susanti Uran, Warga Desa Hewa, Jumat 8 November 2024 malam.

Kata dia, para pengungsi dari usia anak-anak hingga lansia ini terpaksa tidur beralaskan terpal karena tidak ada pilihan lain.

Baca juga: Lewotobi Erupsi, Pemerintah Akan Ganti Rumah Warga Rusak Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki 

Mereka tampak kesulitan untuk tidur pasalnya mereka harus tidur dengan kondisi ruang kelas dan aula yang tidak mampu menampung ribuan warga ini.

Sejumlah orang tua tampak duduk disamping anak mereka masing-masing yang sedang tidur beralaskan terpal.

Warga mengaku tidak bisa tidur di dalam ruangan yang ditempatinya lantaran terlalu sesak dan panas.

Terhadap kondisi tersebut, para pengungsi hanya berharap perhatian dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan pengungsi berupa makanan, alas tidur, selimut, obat-obatan untuk lansia dan anak-anak.

Sementara itu, Andreas Aneng Hayon, Koordinator Posko Pengungsian Desa Lewoingu, Kecamatan Titehena mengatakan membeludaknya pengungsi ini membuat petugas kewalahan karena jumlah pengungsi memakai bertambah yang mengakibatkan mereka harus tidur di aula, ruangan kelas hingga emperan sekolah.

Dengan kondisi tersebut, Ia mengharapkan kepada pemerintah untuk segera merespon dan memperhatikan kondisi para pengungsi dan segera menyalurkan bantuan.

Kata dia, apabila tidak ditangani secara cepat maka akan berdampak terhadap kesehatan bagi para wanita terutama balita, anak-anak dan lansia.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS


 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved