Breaking News

Pilkada Kota Kupang

Pilkada Kota Kupang, Begini Kata Akademisi Undana Soal Visi dan Gagasan Calon Wali Kota Kupang 

Air, udara, tanah, dan segala potensi pencemarannya punya keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan wilayah di sekitar kita

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Dr Hamzah H Wulakada 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Akademisi Universitas Nusa Cendana (Undana), Hamzah Wulakada, memberikan kritik dan pandangannya terkait debat kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang yang berlangsung di Hotel Kristal Kupang, Sabtu 2 November 2024.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh KPU Kota Kupang ini, para calon diminta untuk menyampaikan gagasan mereka terkait pembangunan masa depan Kota Kupang dengan tema "Smart City dan Green City".

Hamzah Wulakada mengapresiasi upaya KPU bersama tim pendukung debat yang telah menghadirkan topik masa depan, terutama dalam mengangkat isu lingkungan sebagai salah satu prioritas utama. 

"Isu lingkungan adalah bukti bahwa kita ingin hidup lebih lama di tempat yang semakin nyaman. Para calon telah berupaya mengaitkan isu global dengan perspektif lokal," ujar Hamzah, Minggu 3 November 2024.

Namun, menurut Hamzah, ada hal yang belum tersentuh dalam debat tersebut. Ia mencatat bahwa para calon terlalu fokus pada Kota Kupang saja, tanpa mempertimbangkan keterkaitan ruang dan wilayah yang lebih luas, termasuk relasi lingkungan dengan Kabupaten Kupang.

Baca juga: Jonas - Alo Soroti Maraknya APK Paslon Wali Kota Kupang Terpasang di Pohon 

"Air, udara, tanah, dan segala potensi pencemarannya punya keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan wilayah di sekitar kita. Tanpa pemahaman ini, pembangunan Kota Kupang hanya akan bersifat jangka pendek," jelasnya.

Lebih lanjut, Hamzah menyoroti bagaimana isu seperti banjir dan drainase hanya diangkat sebagai masalah di wilayah hilir, padahal solusi jangka panjangnya berada pada penataan wilayah hulu, termasuk hinterland Kabupaten Kupang. 

Menurutnya, membahas isu lingkungan Kota Kupang tidak bisa hanya melihat batas otoritas kota; harus ada kolaborasi antarwilayah.

Hamzah juga mengomentari visi "smart city" yang diusung para calon. Menurutnya, konsep smart city harus dipahami tidak hanya dalam dimensi proses informasi dan teknologi tetapi juga dampak lingkungan.

"Saat ini, banyak kota maju menempatkan urusan ekologi di atas urusan teknologi. Sayangnya, dalam debat, teknologi masih ditempatkan lebih tinggi, padahal seharusnya teknologi hanya menjadi alat untuk mengelola keseimbangan ekologi dan ekonomi," ujarnya.

Selain itu, ia menilai belum adanya perhatian terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dalam rencana para calon. Hamzah menyayangkan bahwa tidak ada satu pun calon yang mengaitkan visi mereka dengan pencapaian SDGs, yang menjadi standar pembangunan global. 

"Kota Kupang akan lebih maju jika kita mulai berpikir sebagai masyarakat dunia, bukan hanya sebagai warga lokal," tambahnya.

Dari segi sosial, ia juga mengkritik konsep keberagaman yang diusung para calon. Menurutnya, wacana kerukunan sudah seharusnya bergeser ke arah kesetaraan dan inklusi sosial yang lebih luas, termasuk mengatasi ketimpangan sosial-ekonomi dan budaya. 

"Kota yang modern dan maju seharusnya mengedepankan inklusivitas, bukan hanya kerukunan dalam pengertian tradisional," katanya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved