Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 2 November 2024, “Beroleh Hidup yang Kekal”
perkembangan agama Kristen, umat Kristiani telah mendoakan keluarga dan teman yang sudah meninggal dunia
Oleh: Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 2 November 2024, “Beroleh Hidup yang Kekal”
Hari Sabtu Biasa Pekan XXX
Peringatan Arwah Semua Orang Beriman
Bacaan I: 2Mak. 12: 43-46
Bacaan II: 1Kor. 15: 20-24a.25-28
Injil: Yohanis 6: 37-40
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Semua orang akan merindukan hidup yang kekal dan bahagia bersama para kudus di surga. Kebahagiaan itu akan menjadi sempurna karena kasih karunia Allah bagi kita umatNya yang telah dihantar masuk dalam kebahagiaan kekal di surga.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini gereja secara liturgi memperingati hari arwah semua orang beriman. Hari Arwah, atau Hari Semua Jiwa (penerjemahan harfiah dari bahasa Inggris: All Soul's Day), adalah suatu hari yang dirayakan untuk memperingati semua orang beriman yang telah meninggal dalam agama Kristen; biasanya untuk mengenang arwah kerabat, walaupun tidak secara khusus dimaksudkan untuk itu.
Dalam Kekristenan Barat, perayaan tahunan ini sekarang diperingati setiap tanggal 2 November dan terkait dengan Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November). Dalam buku liturgi Gereja Katolik barat (Gereja Latin) hari perayaan ini disebut Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman, dan dirayakan setiap tahun pada 2 November meskipun tanggal tersebut jatuh pada hari Minggu; pada hari tersebut umat Katolik berdoa bagi arwah orang yang telah meninggal dunia.
Anglikanisme juga menggunakan sebutan yang serupa dengan Gereja Latin, dan menjadikannya suatu perayaan fakultatif (opsional); kalangan Anglikan memandang perayaan ini sebagai perpanjangan Hari Raya Semua Orang Kudus dan berfungsi untuk "mengenang mereka yang telah meninggal dunia", dalam kaitannya dengan doktrin teologis tentang kebangkitan badan dan Persekutuan Para Kudus. Sejak masa awal perkembangan agama Kristen, umat Kristiani telah mendoakan keluarga dan teman yang sudah meninggal dunia.
Hal ini dibuktikan dengan adanya doa tertulis di katakomba. Di dalam Kitab Suci, praktik mendoakan keluarga yang telah meninggal tercatat pada kitab Makabe dan 2 Timotius 1:18 (Santo Paulus berdoa untuk keluarga Onesiforus yang telah meninggal dunia).
Berdasarkan Alkitab, umat beriman akan mengalami masa pemurnian dari dosa setelah manusia mengalami kematian. Masa pemurnian in sering kali disebut sebagai api penyucian (purgatorium). Hari ini kita secara khusus mengenang dan berdoa bagi arwah semua orang beriman yang telah meninggal dunia. Maka kiranya ada baiknya kita menyadari makna peristiwa kematian menurut ajaran iman kita.
Bagi kita orang Kristen saat kematian sesungguhnya merupakan peristiwa puncak kehidupan. Hidup kita tidak lenyap, melainkan hanya diubah. Kita percaya bahwa sesudah pengembaraan kita di dunia ini selesai, tersedialah bagi kita kediaman abadi di surga.
Kematian bagi kita merupakan saat kita mempercayakan diri secara total kepada Kristus, kebangkitan dan kehidupan kita saat perjumpaan abadi dengan Dia, pokok pengharapan kita, yang mengantar kita pulang ke rumah Bapa. Atas dasar iman itu, kita memohon agar saudara-saudara kita yang telah meninggal dunia disucikan dari segala dosanya, dibebaskan dari segala hambatan dan noda, dan boleh menikmati kebahagiaan kekal di sisi kanan Allah, Bapa kita, serta boleh bersama-sama para kudus di surga memandang wajah Allah yang dirindukannya.
Hari kenangan dan peringatan ini pun sekaligus memberi penghiburan rohani bagi kita, bahwa kelak kita akan berjumpa kembali dengan saudara-saudara yang telah mendahului kita, untuk bersama Maria memuji dan memuliakan Allah dalam persekutuan semua orang kudus. Kita pun pada suatu ketika akan meninggalkan dunia ini dan pulang kepada Bapa di surga. Tetapi kita percaya bahwa hidup atau mati, kita tetap milik Kristus.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.