Berita NTT

PLTS Wini, Penyangga Nasib Generasi Bangsa di Perbatasan RI-RDTL

Kehidupan yang sangat sederhana mendorong Gracya selalu tekun belajar agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Gracya berdomisili di RT 003, RW 001

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/DIONISIUS REBON
Pose Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU -  Gracya Zhalvarizha Naikteas (15) dan 14 orang rekan kelasnya sibuk memainkan keyboard komputer sambil mendengar penjelasan dari pengawas Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Hawa panas disapu angin membesuk ke dalam ruangan berukuran 64 M⊃2; itu.

Mereka sibuk memainkan jemari mengisi semua soal yang diajukan dalam komputer maupun laptop. Hening menyelimuti ruangan tersebut. Hari itu Jumat, 13 September 2024 hari pertama pelaksanaan ANBK bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Wini.

SMP Negeri Wini merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama di Desa Humusu Wini, Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi NTT. Wilayah Desa Humusu Wini, berbatasan langsung dengan Negara Demokratik Timor Leste Distrik Oecusse. Desa Humusu Wini terletak tepat di pinggir pantai utara Pulau Timor.

Sesekali Gracya menyeka keringat yang muncul di dahinya. Meskipun telah terbiasa mengoperasikan komputer dan laptop di sekolah namun, menghadapi soal ujian ANBK bukan perkara mudah. 

 

ANBK siswa SMPN di perbatasan
Pose pelaksanaan kegiatan ANBK siswa-siswi SMP Negeri Wini menggunakan teknologi komputer dan laptop.

 

Anak Petani yang Rajin Belajar dan Berprestasi 

 

Gracya merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. 2 orang adiknya sedang duduk di bangku sekolah dasar dan 1 orang lainnya masih bayi. Ayahnya, Hermigildus Naikteas merupakan seorang petani dan ibunya, Yenilitas S. Teme adalah ibu rumah tangga.

Kehidupan yang sangat sederhana mendorong Gracya selalu tekun belajar agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya. Gracya berdomisili di RT 003, RW 001, Desa Humusu Wini.

Ia mengaku bersyukur ketika dilahirkan ibunya pada 19 November 2009 lalu, ia telah menikmati penerangan berupa listrik di desanya.

Hal yang berbanding dengan kedua orang tuanya yang tidak pernah menikmati fasilitas listrik ketika mereka masih kecil.

Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Gracya dan dua orang adiknya yang saat ini sedang duduk di bangku kelas 1 dan kelas 5 sekolah dasar.

Gracya dan 2 orang adiknya selalu menghabiskan waktu belajar di rumah pada malam hari. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved