Berita Kabupaten Kupang
Perkuat Edukasi, Sinode GMIT Minta Menteri Komdigi Bantu Server
Zimrat mengatakan, pihaknya cukup sulit menjangkau seluruh umat di NTT karena memang keterbatasan internet.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid melakukan kunjungan kerja ke Provinsi NTT.
Dalam kunjungan ini selain dialog dengan siswa di SMPN 6 Amarasi, Meutya juga berdialog dengan masyarakat, termasuk Majelis Sinode GMIT di Desa Bolok, Kabupaten Kupang.
Dalam dialog, Rabu 30 Oktober 2024 petang, pimpinan Majelis Sinode GMIT meminta Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membantu penyedia data atau server sebagai penguatan edukasi.
Wakil Sekretaris Sinode GMIT Pdt. Zimrat Karmany mengatakan, selama ini Sinode GMIT punya konten edukatif yang disiarkan secara menyeluruh ke jemaat. Tayang via YouTube itu diinisiasi pemimpin GMIT, menyikapi tantangan digital kekinian.
Zimrat mengatakan, pihaknya cukup sulit menjangkau seluruh umat di NTT karena memang keterbatasan internet.
Padahal ada sajian konten edukasi yang selama ini dilaksanakan. GMIT membuat tayangan untuk anak-anak pada waktu sore hari.
"Ini buruh kolaborasi bersama, tidak bisa kami sendiri tapi harus ada dalam satu karya besar. Kami Sinode GMIT, kami kekurangan server untuk tontonan bagi anak-anak sehingga bisa kami pisahkan," kata Pdt Zimrat.
Dengan internet yang baik maka paling tidak aktivitas juga bisa terlaksana dengan baik.
Perwakilan Sinode GMIT lainnya berujar, akan memberikan dukungan kepada Kementerian untuk melakukan pekerjaan terutama menyediakan layanan internet yang baik bagi masyarakat.
Pemerintah terutama kementrian agar bisa mempertegas lagi aturan dan pengawasan mengenai maraknya judi online dan konten yang tidak ramah anak-anak dan perempuan.
Sementara itu, Ido perwakilan pemuda GMIT menyebut banyak daerah di Timor yang banyak tidak terjangkau internet.
Baca juga: Ratusan Keluarga Kategori Kemiskinan Ekstrem di Amfoang Kabupaten Kupang Terima Beras Bantuan
Jikapun terakses, seringkali anak-anak mendapat konten yang kurang baik.
Ido bilang, konten yang ditayangkan bisa saja membuat anak-anak tidak lagi memahami dan mempelajari kearifan lokal maupun budaya yang ada.
Contoh nyata, kata dia, anak-anak sudah sulit menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dia meminta Kementerian terkait, termasuk semua orang bisa memperhatikan hal itu.
Meutya Hafid, dalam kesempatan itu sependapat dengan pengawasan terhadap konten yang ramah anak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.