Opini

Opini Masalah Fiskal Daerah: Calon Gubernur NTT Tidak Solutif

Diskusi publik yang diselenggarakan Universitas Nusa Cendana menghadirkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

|
Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/HO-AKHMAD SYAFRUDDIN
Dosen Ilmu Politik Fisip Undana, Akhmad Syafruddin 

Oleh: Akhmad Syafruddin
(Dosen Ilmu Politik FISIP UNDANA)

POS-KUPANG.COM - Diskusi publik yang diselenggarakan Universitas Nusa Cendana menghadirkan pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

Terkonfirmasi paslon nomor urut 1 (Ansi-Jane) tidak hadir, paslon nomor 2 (Melki-Joni) tampil lengkap dan paslon nomor 3 (Siaga) tanpa dihadiri calon Wakil Gubernur. 

Untuk mempertajam visi dan misi, para akademisi Undana yang terdiri dari panelis sesuai kepakaran dibidangnya, memberikan pertanyaan penting atas berbagai persoalan mendasar di Bumi FLOBAMORATAS.

Sederet masalah kunci melingkupi bidang Pendidikan, Kesehatan, Kemiskinan, Pertanian, Infrastruktur, transportasi dan tenaga kerja. 

Dalam pemaparan jawaban bidang Pendidikan, Kesehatan dan permasalahan kemiskinan yang mencapai 19,48 persen di tahun 2024 (BPS NTT), kedua paslon tampil argumentatif dan logis, hanya saja terdapat permasalahan fiskal daerah yang lemah, menjadi tantangan untuk menjalankan program kerja kedepan.

Solusi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) menjadi kata kunci dari paslon untuk mendorong tersedianya keuangan daerah yang kuat, namun keduanya justru terjebak dalam pusaran fiskal, argumentasinya normatif dan tidak konkrit, kurang kreatif mendeskripsikan langkah-langkah terukur mengatasi minimnya anggaran daerah.

Seharusnya masing-masing paslon dapat memberikan gambaran atau roadmap, mengidentifikasi sektor-sektor unggulan dan potensial penyumbang PAD, misalnya pada sektor pariwisata yang saat ini sedang menanjak, harus dapat memetakan berapa persentase potensi PAD yang akan dihasilkan serta penguatan sektor penunjang dalam peningkatan seperti: perbaikan transportasi, perbaikan infrastruktur dan rentetan terhadap berapa jumlah tenaga kerja yang dapat diserap? 1 tahun atau proyeksi 5 tahun kedepan tergambar jelas, sehingga publik teredukasi. 

Kemudian sektor pertanian, dapat memberikan gambaran jelas berapa target lahan produktif yang dapat dioptimalkan untuk menghasilkan kebutuhan pangan (padi,jagung).

Berapa jumlah tenaga kerja yang dapat diserap, berapa persentase dan proyeksi sektor pertanian dalam peningkatan PAD dan dampak bagi penurunan angka kemiskinan? Kemudian kekayaan alam di sektor perikanan, kelautan, bagaimana tata kelola agar dapat memberikan kontribusi positif bagi ekonomi masyarakat?

Berapa jumlah ikan atau ternak yang dikirim keluar daerah atau ekspor keluar negeri dan berapa proyeksi PAD yang akan diperoleh.

Tentu semua pertanyaan diatas dibutuhkan kehati-hatian dan perhitungan yang matang agar semua kekayaan alam dapat dioptimalkan. 0

Pelbagai sektor tersebut seyogyanya dipetakan dengan cermat, sumber mana saja menjadi kekuatan dan unggulan untuk mendongkrak ekonomi daerah sehingga target PAD tercapai.

Setiap daerah seperti pulau Sumba, pulau Flores, pulau Timor, pulau Rote,dll dapat dijadikan ikon sesuai karakteristik dan keunggulan demografi.

Paslon harus menciptakan pusat industri pariwisata baru selain Labuan Bajo yang sudah mendunia, pusat agroindustri, pusat industri manufaktur dan industri lain yang dapat menciptakan dan menyerap tenaga kerja seluas luasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved