Ipda Rudy Soik Dipecat
Aliansi Masyarakat Sipil Dukung Reformasi Polri Datangi Polda NTT Terkait Kasus Rudy Soik
Menanggapi ini Ariasandy mengaku sangat senang, dan mengapresiasi ada masyarakat yang peduli terhadap institusi Polri.
Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Aliansi Masyarakat Sipil Dukung Reformasi Polri yang dikoordinir oleh Pdt Emy Sahertian dan Sr. Laurentina bersama tim, mendatangi Mapolda NTT membahas terkait kasus Rudy Soik.
Kedatangan ini disambut oleh Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol. Ariasandy dan Kabid Propam Polda NTT, Kombes Pol. Robert Sormin.
“Tolong tangani persoalan ini dengan baik, jangan sampai membuat masyarakat resah, bingung, dan akhirnya saling serang. Kalau bisa masalah ini diselesaikan dengan baik, antara bapak dan anak kami menginginkan institusi Polri yang bersih,” ujar Pdt. Emy Selasa, 22 Oktober 2024 di ruangan Kabid Humas.
Menanggapi ini Ariasandy mengaku sangat senang, dan mengapresiasi ada masyarakat yang peduli terhadap institusi Polri.
“Kami sangat senang dan menyambut baik pertemuan ini. Pak Rudy Soik adalah bagian dari kami, masih berstatus sebagai anggota Polri. Kami di internal Polri memiliki disiplin dan kode etik yang mengikat kami,” kata Ariasandy.
Ariasandy kemudian menjelaskan rentetan kasus dan pelanggaran kode etik, yang telah dilanggar oleh Rudy Soik kepada aliansi yang hadir. Penjelasan ini diikuti dengan baik oleh tim aliansi. Mereka terlibat diskusi dalam audiensi tersebut.
Dia juga menegaskan jika aliansi memiliki bukti yang kuat tentang dugaan penyelewengan atau penyalahgunaan BBM, bisa dilaporkan ke pihak kepolisian untuk diusut.
Kabid Propam Polda NTT, Kombes Pol. Robert Sormin mengakui bahwa PTDH bukan merupakan keputusan yang mudah. Sebelum ada putusan PTDH pihaknya telah melalui serangkaian proses mengumpulkan semua dokumen pendukung sebelum memberikan putusan.
Terkait kedatangan anggota provos ke rumah Rudy Soik pada 21 Oktober 2024 sore untuk melakukan penahanan pada Rudy Soik, pihak Aliansi mengatakan mendapat informasi bahwa anak-anak Rudy tidak masuk sekolah karena malu.
Menanggapi itu Ariasandy mengatakan Polda memiliki tim trauma healing.
“Polda memiliki tim trauma healing. Sekarang Pak Rudy percaya gak, tim trauma healing Polda ke rumah karena yang ter framing adalah Polda musuh dia semua. Kami punya tim trauma healing, buktinya sekarang kami ada kirim ke Adonara. Tetapi mohon maaf, ini kebijakan pimpinan saya tidak bisa putuskan. Tapi kami punya tim trauma healing,” tegas Ariasandy.
Baca juga: Rencana Polda NTT Tahan Ipda Rudy Soik Buntut Ketidakdisiplinan
Adapun tuntutan yang disampaikan aliansi yakni :
Pertama, segera membentuk tim Satgas Khusus dan mengambil alih penanganan terhadap Mafia BBM di NTT.
Kedua, mendukung dan mendesak Bapak Kapolri untuk segera mengadili secara etik maupun Pidana terhadap anggota Polda NTT, yang terlibat dalam membackingi mafia BBM di NTT
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.