Berita Sumba Barat

Puluhan Anak Muda di Sumba Barat NTT Ramaikan Kemah Konservasi Selancar Pertama

Kemah Konservasi Selancar juga bertujuan untuk menyatukan para peselancar, pecinta lingkungan, dan anggota masyarakat

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO
Para peserta juga undangan berfoto bersama seusai kegiatan pembukaan Kemah Konservasi Selancar di depan Pantai Kerewei, Sumba Barat, Provinsi NTT 

POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK- Puluhan anak muda dari empat desa pesisir di Kecamatan Laboya Barat, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur berkumpul di Pantai Kerewei dan Pantai Watu Bela, Desa Patiala Bawa untuk mengikuti kegiatan Kemah Konservasi Selancar (Surf Conservation Camp), sejak hari ini hingga 23 Oktober 2024. 

Kegiatan yang diinisiasi oleh Konservasi Indonesia (KI) dan Yayasan Satu Visi (YSV) berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat ini bertujuan untuk membangun hubungan yang lebih erat dengan ekosistem pesisir melalui pelatihan dalam keterampilan berselancar dan pendidikan lingkungan hidup.

Di pesisir Sumba Barat, potensi pariwisata selancar menjadi salah satu sektor yang menjanjikan. Berbagai ekosistem seperti mangrove, terumbu karang, dan padang lamun menjadi elemen krusial yang mendukung keberlanjutan wisata selancar.

Selain membangun kapasitas anak muda dalam selancar, Kemah Konservasi Selancar juga bertujuan untuk menyatukan para peselancar, pecinta lingkungan, dan anggota masyarakat untuk membangun masa depan yang berkelanjutan bagi
ekosistem laut pulau ini.

Ekosistem-ekosistem ini berada dalam wilayah komunitas adat lokal yang selama bertahun-tahun hidup berdampingan dengan alam. Wisata selancar saat ini sedang berkembang pesat di Sumba, khususnya di Kabupaten Sumba Barat.

“Ini adalah ruang yang bisa kita pakai untuk mengembangkan wisata selancar sehingga menunjang perekonomian masyarakat. Tugas kami sebagai pemerintah akan terus mendukung program  Konservasi Selancar (Surf Conservation) di Sumba Barat. Strategi pemerintah Sumba Barat dalam membangun daerah akan selalu melibatkan stakeholder seperti LSM, masyarakat, dan akademisi untuk pembangunan wilayah pesisir. Dari pemerintah di tingkat desa hingga pemerintah kabupaten, semua siap mendukung dan berkolaborasi dalam program ini," ujar Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kabupaten Sumba Barat, Dra. Flouri Rita Wuisan, MM dalam sambutannya ketika membuka kegiatan
Kemah Konservasi Selancar.

Komunitas adat di Sumba atau yang dikenal dengan masyarakat Marapu, hidup dengan nafas kearifan lokal secara turun temurun yang sangat kental terkait keterhubungan antara darat dan laut.

Baca juga: Investasi Bodong Hingga Rugikan Nasabah Rp 4 Miliar, Roswita Abdullah Ditahan Polres Sumba Barat

Para Rato (pemimpin adat) yang juga turut hadir dalam kegiatan ini mengungkapkan pertumbuhan wisata selancar dan pembangunan di daerah pesisir Sumba Barat diharapkan dapat diimbangi dengan upaya pelestarian ekosistem sekitar agar tetap berpegang teguh pada nilai-nilai leluhur.

“Saya bersama masyarakat adat di Sumba ini turun-temurun menjaga alam karena alam sangat penting bagi masyarakat Marapu. Kami memiliki kesepakatan adat yang mengatur tentang pengelolaan sumber daya alam darat, pesisir dan laut wilayah adat,” ungkap Rato Mati Duka Kobu.

Melalui program Konservasi Selancar, pemberdayaan masyarakat lokal dikuatkan dalam mengelola sumber daya alam dan mempertahankan kearifan lokal yang telah dijaga selama ini.

Dengan tema “Empowering the next generation of Indigenous Surfers and Conservation Leaders”, acara ini terdiri atas kegiatan belajar dan latihan (baik di darat maupun di air), dengan dipandu oleh para instruktur dan pegiat konservasi.

Petrus Laja yang merupakan instruktur selancar lokal asal Sumba Barat menyampaikan antusiasmenya dapat melatih anak-anak muda.

“Saya percaya bahwa dalam Sumba harus kita jaga demi kehidupan kita semua. Saya merasa bangga dapat terlibat dalam kegiatan ini berharap suatu saat nanti saya bisa mendirikan sekolah khusus selancar bagi anak-anak di Sumba Barat agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Di sisi lain, ada banyak terumbu karang, hewan-hewan laut seperti ikan, penyu, bahkan dugong dan lainnya yang harus kita jaga,” ujarnya.

Selain pemberian keterampilan teknis berselancar, anak-anak juga mendapatkan donasi papan selancar dari para donatur.

Baca juga: Ketua KPU Sumba Barat Sebut Proses Kampanye Dijamin Berjalan Aman dan Kondusif 

”Saya semakin bersemangat mencoba belajar selancar, selama ini hanya ikut lomba berenang saja, dan belum pernah mencoba berselancar. Di acara ini saya tidak hanya bertemu banyak teman tapi juga bisa belajar dari para instruktur yang dengan sabar membimbing kami semua,” ucap Apliana Dedu Ngara, siswi sekolah menengah pertama dari Desa Baliloku yang menjadi salah satu peserta acara ini.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved