Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 14 Oktober 2024, “Menuntut Satu Tanda” 

Yang dimaksudkan Paulus adalah kita tidak lahir dari perhambaan dosa lagi karena kita telah ditebus dalam darah Kristus.

Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Rabu 23 Agustus 2023 dengan judul Kita Hanyalah Pekerja Kebun Anggur. 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 14 Oktober 2024, “Menuntut Satu Tanda” 

Hari Senin  Biasa Pekan XXVIII
Senin,  14 Oktober 2024.  
Bacaan I:  Gal.  4: 22-24.26-27.31-5:1
Injil: Lukas 11: 29-32       

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Tanda atau simbol itu selalu mewakili sesuatu yang lain. Di balik satu tanda atau simbol itu pasti ada satu hal lain yang mau disampaikan atau mau ditunjukkan melalui simbol atau tanda bersangkutan. Maka tanda atau simbol itu sangat penting untuk kita dapat mengetahui nilai sebenarnya dalam sebuah tanda yang kita lihat atau rasakan. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Memasuki pekan ke XXVIII dalam liturgi gereja, di hari pertama pekan ini, kita masih merenungkan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia tentang status kita di hadapan Allah. Bagi Paulus, kita bukanlah anak-anak dari wanita hamba tapi anak-anak dari wanita yang merdeka karena Kristus sendirilah yang telah memerdekaan kita. Yang dimaksudkan Paulus adalah kita tidak lahir dari perhambaan dosa lagi karena kita telah ditebus dalam darah Kristus

Semua kita memang sudah lahir dalam Kristus yang telah memenangkan kita dari dosa maka kita disebut sebagai anak-anak merdeka di dalam Kristus. Bagi Paulus, status kita sebagai anak-anak yang merdeka itu semata-mata karena jasa Kristus ketika wafat di salib untuk menebus dosa manusia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 12 Oktober 2024, Mendengarkan Sabda Allah dan Memeliharanya!

 Dan manusia yang hidup di dalam dosa adalah mereka yang tidak menerima Kristus seperti yang disampaikan Yesus sendiri di dalam injil hari ini: “Angkatan ini adalah angkatan yang yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberi tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda bagi orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini.”

Orang-orang Yahudi menolak Yesus dan meminta tanda dariNya agar mereka percaya bahwa Dia adalah benar-benar Mesias yang telah dijanjikan Tuhan. Tapi Yesus menjawab mereka bahwa tanda bagi angkatan yang jahat itu adalah nabi Yunus dan tak ada tanda lain lagi karena sebenarnya Yesus sendirilah sebagai Anak Manusia itu telah menjadi tanda dari Allah bagi umatNya sendiri. 

Namun angkatan ini tidak menerimaNya. Maka pada akhir jaman, mereka akan dihukum karena tidak bertobat. Yesus lalu menerangkan itu seperti kisah ratu dari selatan dan bangsa Niniwe yang bertobat karena pemberitaan nabi Yunus dan mereka diselamatkan. Tetapi angkatan ini, Anak Manusia sudah menyampaikan semua ajaran tetapi mereka tidak bertobat bahkan masih meminta tanda untuk mereka. Kisah orang Yahudi yang meminta tanda juga hadir dalam diri kita saat ini.

Dalam banyak kisah, secara khusus dalam doa-doa kita, kadangkala atau bahkan seringkali kita lebih suka meminta tanda dari Tuhan untuk doa-doa kita agar kita semakin yakin dan percaya kepada Tuhan karena kita telah melihat tanda-tanda itu. Kalau tidak ada tanda-tanda lalu kita mulai mengeluh dan membantah Tuhan atau bahkan menolak Tuhan karena Tuhan tidak mengirimkan tanda-tanda nyata bagi kita. 

Tindakan kita ini tanpa disadari bahwa kita juga tidak jauh berbeda dengan orang-orang Yahudi yang meminta tanda dari Yesus supaya mereka percaya kepadaNya sebagai seorang Mesias. Yesus yang sudah mengadakan mujizat dan tanda-tanda dengan berbuat baik dan menyembuhkan orang bahkan membangkitkan orang mati saja pun mereka masih tetap tidak percaya apalagi kita yang tidak melihat Tuhan? Sebenarnya kita juga telah mendapat banyak hal dalam hidup kita setiap hari sejak bangun pagi sampai malam hari saat tidur.

Namun semua itu kita tidak anggap sebagai pemberian Tuhan bagi hidup kita tapi tetap saja mau meminta tanda-tanda atas doa-doa kita bahkan kadang dengan cara memaksa agar Tuhan beri tanda bahwa doa-doa kita itu terkabulkan. Tanpa disadari kita sebenarnya dinyatakan sebagai angkatan yang jahat oleh Tuhan juga karena kita masih saja tidak percaya padaNya dalam seluruh tanda-tanda yang kita alami dalam hidup kita sebagai berkat yang kita terima setiap harinya.

Maka marilah kita bertobat seperti orang-orang Niniwe yang mau bertobat dan diselamatkan Tuhan. Kita pun butuh pertobatan agar kita layak di hadapan Tuhan terlebih bertobat dari ego kita yang selalu memaksa Tuhan untuk memberikan tanda bagi hidup kita. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved