Berita Manggarai Barat

Petani di Manggarai Barat Pakai Drone Semprot Pupuk dan Basmi Hama

Penggunaan drone tersebut difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Manggarai Barat. Drone itu berukuran besar, panjangnya sekitar 2 meter.

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
Drone penyemprot pupuk yang digunakan petani di Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Petani di Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai menggunakan drone untuk menyemprot pupuk dan obat pembasmi hama untuk tanaman padi mereka. 

Penggunaan drone tersebut difasilitasi oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Manggarai Barat. Drone itu berukuran besar, panjangnya sekitar 2 meter.

Ketua Kadin Manggarai Barat Charles Angliwarman S.Si mengatakan, penggunaan drone itu sebagai bentuk inovasi dan efektivitas dalam penguatan sektor pangan.

"Dengan adanya drone atau skydrone ini kita membantu para petani khusus dalam penyemprotan. Kalau selama ini menggunakan handsprayer yang biasa, ini berapa lama ini. Harapan kami efektif dan maksimal dan menjaga juga kualitas padi yang ada," kata Charles, Senin 14 Oktober 2024.

Menurutnya, penggunaan drone tidak hanya efektif untuk menyemprotkan obat pembasmi hama tapi juga penyebaran pupuk bisa lebih cepat, maksimal dan tepat sasaran. Dalam penggunaannya, setiap petani menyewa drone itu untuk penyemprotan obat hama atau pupuk.

Charles mengatakan untuk tahap awal, drone itu digunakan oleh petani di Kecamatan Komodo, dengan luas sawah di daerah itu sekitar 1000 hektar. Bulan depan drone itu bergeser ke Lembor, salah satu lumbung padi di Manggarai Barat dan NTT. 

"Setelahnya keliling Manggarai Barat membantu petani," ujarnya.

Tim Sky Grow Petrosida Gresik, Dwipa Ramandhita, yang memproduksi drone itu menjelaskan penyemprotan lahan satu hektar hanya butuh waktu paling lama 30 menit. Itu termasuk waktu persiapan sebelum menerbangkan drone. Adapun penyemprotan menggunakan tenaga manusia menghabiskan waktu berhari-hari untuk lahan satu hektare.

"Kalau penyemprotan menggunakan drone ini satu hektar efektif 15-30 menit tergantung persiapan kita. Kalau semua ready, dia terbang 15 menit selesai. Untuk semprot obat lebih cepat, kalau pupuk ada persiapan di percampuran, 15 menit terbang selesai," jelas Dwipa. 

Ia mengatakan ketinggian drone untuk penyemprotan tergantung usia padi. Ketinggian drone untuk menyemprot 2-4 meter. Hasil penyemprotan langsung terpantau di remote control yang terlihat seperti sebuah radar. 

Dwipa mengungkapkan penyemprotan dengan drone memiliki sejumlah keunggulan dibanding secara manual menggunakan tenaga manusia. Selain waktunya cepat, hasil semprot juga merata.

"Kemerataan karena semua tersinkron dengan sistem, semua pasti merata," ujarnya. 

Baca juga: Wisata NTT, Anemelo Sisi Lain Wisata Alam di NTT Selain TN Komodo

Ketua Kelompok Handel, Ahmad Madil, mengatakan petani tertarik menggunakan drone itu. Selain cepat biaya operasionalnya jauh lebih murah. Petani biasanya menghabiskan sekitar Rp 600 ribu sewa tenaga semprot untuk lahan satu hektar. Itu tidak termasuk obat atau pupuk. Sementara untuk sewa drone, ujar dia, Rp 250 ribu-Rp 300 ribu per hektare.

"Kalau semprot manual bayar Rp 100 ribu satu hari. Setengah hektar tiga hari, Rp 300 ribu," katanya. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved