Pilgub NTT

Survei Versi Indikator - TBRC Rilis Elektoral Pilgub NTT Berbeda, Pengamat: Pemilih Harus Kritis

Dalam survei yang dilakukan oleh TBRC, sampel yang diambil sebanyak 1.400 orang dengan menggunakan metode multistage

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI 
Tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTT pose bersama usai pengundian nomor urut paslon di Kantor KPU NTT 

Survei ini juga memetakan tingkat kesadaran dan pemilihan publik terhadap para calon melalui beberapa aspek. Pertama, pada aspek Top of Mind atau Spontaneous Awareness, tingkat elektabilitas pasangan Melki Laka Lena dan Johni Asadoma mencapai 34,2 % , sedangkan Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto mencapai 27,4 % , dan Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu mencapai 19,6 % .

Responden yang tidak memilih tercatat sebesar 18,8 % . Pada aspek Aided Awareness, di mana responden diberikan bantuan gambar dan nama ketiga pasangan calon di kartu suara, hasilnya menunjukkan bahwa pasangan Melki Laka Lena dan Johni Asadoma mencapai tingkat keterpilihan 40,8 % .

Pasangan Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto memperoleh 33,4 % , sedangkan pasangan Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu mendapatkan 20,1 % .

Responden yang tidak memilih berjumlah 5,7 % . Selain itu, survei ini juga mengukur kemantapan responden dalam pilihan kepala daerah saat survei dibandingkan dengan pilihan di bilik suara.

Hasilnya menunjukkan bahwa 67,2 % responden tidak akan mengubah pilihan mereka, sedangkan 27,6 % menyatakan akan merubah pilihan setelah mengetahui visi dan misi pasangan calon saat kampanye. Kemudian, sebanyak 5,2 % responden memilih untuk tidak mengungkapkan pilihan mereka.

Dalam survei juga ditemukan sejumlah permasalahan yang menjadi keluhan masyarakat NTT, di mana 75,7 % responden mengungkapkan bahwa mereka menghadapi isu-isu serius seperti kemiskinan, keterbatasan sarana prasarana dan infrastruktur transportasi, dan risiko kelaparan.

Selain itu, tingkat kesehatan yang rendah, serta sumber daya manusia yang kurang berkualitas, dan pertumbuhan ekonomi yang lamban. 

"Ini tentu menjadi tantangan besar bagi kepala daerah NTT yang terpilih di masa mendatang,” ujarnya.

Versi Indikator Politik Indonesia

Sementara survei yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia per Rabu 9 Oktober 2024, justru menempatkan pasangan Yohanis Fransiskus Lema - Jane Natalia Suryanto berada di posisi teratas. 

Indikator melakukan survei pada 28 September hingga 5 Oktober 2024 di 22 Kabupaten/Kota di NTT. 

Baca juga: Hasil Survei Terbaru Pilgub NTT, Indikator Sebut Ansy-Jane Unggul 36,6 Persen Tapi Belum Aman

Dalam survei ini jumlah sampel basis sebanyak 1000 orong berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terdistribusi secara proporsional. 

Kemudian dilakukan over sample menjadi masing-masing 400 responden di empat Kabupaten/Kota, yakni di Kota Kupang, Kupang, Sumba Timur, dan Timur Tengah Selatan, kemudian di wilayah Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggara Barat) dilakukan penambahan 400 responden. Sehingga total sample sebanyak 2.720 responden.

"Dengan asumsi metode stratified random sampling, ukuran sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar +2.6 % pada tingkat kepercayaan 95 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen," kata Dr Rizka Halida selaku peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Rabu 9 Oktober 2024.

Proses itu menggunakan sesi wawancara dan pengecekan 20 persen sampel yang sudah dilaksanakan survei. Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei bertajuk "Siapa Unggul di Nusa Tenggara Timur?", Dinamika Elektoral Pasca-Penetapan Cagub - Cawagub, Rabu sore. 

Halaman
1234
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved