SBY Ingat Kala Masih Jadi Presiden: Ada Banyak Masalah Datang Menerpa

Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa disapa SBY mengenang kembali masa-masa lalu ketika ia mengemban tugas sebagai Presiden ke-6 RI. ada banyak masalah

Editor: Frans Krowin
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
BANYAK MASALAH – Susilo Bambang Yudhoyono mengenang kembali ketika ia masih memimpin Indonesia sebagai Presiden ke-6 RI. Saat itu aneka masalah datang menerpa namun semuanya diatas, diselesaikan dengan baik. 

POS-KUPANG.COM – Susilo Bambang Yudhoyono atau biasa disapa SBY, mengenang kembali masa-masa lalu ketika ia mengemban tugas sebagai Presiden ke-6 RI. Saat itu aneka masalah datang menerpa namun semuanya bisa diselesaikan, bisa diatasi.

Ia mengemukakan hal tersebut ketika memberikan sambutan pada acara peluncuran buku Capaian Kabinet Indonesia Bersatu I di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis 10 Oktober 2024.

Saat itu ia menekankan sejumlah hal tentang pelbagai selentingan yang mencuat belakangan ini bahwa dimasa kepemimpinannya selama dua periode sejak 2004-2009 hingga 2009-2014 disebut tak ada masalah besar.

SBY pun mengklaim kalau belakangan ini ia kerap mendapatkan cerita, bahwa di eranya memimpin Indonesia, tidak pernah terjadi masalah, dibandingkan era Joko Widodo (Jokowi) yang mana Indonesia pernah dihantam Covid-19.

"Saya sering mendapatkan atau menerima atau mendengar statemen kalau 'zaman SBY dulu tidak ada persoalan yang berat, waktu itu ucapannya ada Covid-19 ekonomi berat sekali', saya setuju, Covid-19 itu suatu tragedi besar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Ekonomi kita juga terpukul dengan hebatnya," kata SBY 

Kata SBY, penilaian kalau pemerintahan dirinya selama dua periode tidak pernah ada masalah besar, merupakan suatu anggapan yang tidak tepat. Pasalnya, pada pemerintahan dirinya terutama dengan Jusuf Kalla terjadi tragedi besar berupa bencana alam tsunami di Aceh.

"Tapi yang tidak benar adalah era kita dulu dianggap tidak ada permasalahan, saya kira kita masih ingat masa itu," kata SBY.

"Just to remind you all, sambil mengenang, sambil bernostalgia, kita baru 100 hari menjalankan program dengan pak JK, tiba-tiba tsunami datang. Itu bencana alam terdahsyat di dunia, di awal abad 21," sambung dia.

Setelah itu kata dia, kembali terjadi bencana gempa bumi di Jogjakarta, gempa bumi di Sumatera Barat dan beberapa wilayah lain.

"Dari segi natural disaster tentu mengganggu pemerintahan, menyedot banyak sekali anggaran keuangan yang kita miliki," beber dia.

Tak cukup di situ, Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat itu juga menyatakan kalau di awal pemerintahannya, terjadi peningkatan harga minyak bumi.

Bahkan kata SBY, kondisi itu terjadi beberapa kali terjadi hingga di periode kedua dirinya memimpin di tahun 2013 bersama Wapres Budiono.

"Kemudian baru saja duduk di pemerintahan, harga minyak bumi meroket, sky rocketing tertinggi tahun 2004 kemudian tahun 2008 terulang kembali tahun 2013," kata SBY.

Baca juga: Jusuf Kalla Beri Pesan Khusus ke Prabowo: Laksanakan Hukum Secara Baik

Baca juga: Besok Pesawat Kepresidenan Landing di Bandara IKN, Begini Kata Menteri Perhubungan

Kebijakan menaikkan harga BBM bahkan kata SBY, sempat membuat elektabilitasnya sempat anjlok.

"Elektabilitas juga jatuh tapi kita we do not care dalam arti nomor duakan elektabilitas yang penting ekonomi selamat," ujar dia.

Dirinya merasa tidak perduli dengan merosotnya elektabilitas di masa tersebut. Terpenting kata dia, kondisi ekonomi fiskal di Indonesia tetap terjaga dengan baik.

"Ternyata setelah tindakan kita dulu, fiskal kita menjadi lebih aman," tandas SBY. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved