Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 8 Oktober 2024, “Duduk Dekat Kaki Tuhan”

Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu.

Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 8 Oktober 2024, “Duduk Dekat Kaki Tuhan” 

OLeh: Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 8 Oktober 2024, “Duduk Dekat Kaki Tuhan

Renungan Harian Br. Pio Hayon, SVD. Hari Selasa Biasa Pekan XXVII

Bacaan I:  Gal.  1: 13-24

Injil: Lukas 10:38-42     

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Mengambil sikap duduk apalagi duduk depan kaki seorang guru adalah juga sebuah tindakan terpuji bagi seorang murid yang mau mendengar ajaran dari sang gurunya. Maka sikap duduk dekat kaki sang guru itu adalah sebuah kebajikan sebagai seorang murid. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 6 Oktober 2024, Hidup Perkawinan Keluarga Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Di hari ini, kita kembali lagi dengan suguhan bacaan-bacaan suci dari surat Paulus kepada jemaat di Galatia dan dari Injil Lukas. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia ini menegaskan lagi akan betapa besar kasih Allah yang telah dinyatakan kepadanya dengan menyatakan diri langsung kepadanya dalam perjalanannya ke Damsyik.

Banyak kisah gelap dan membahayakan jemaat Tuhan saat dia masih sebagai penganut setia Yahudi dan yang mendapat mandat dari pimpinan negara untuk mengejar-ngejar umat Tuhan dan membunuh mereka. Dan banyak jemaat yang masih menolak dia atas perbuatannya itu. 

Namun bagi Paulus, Tuhan Allah telah memilihnya sejak dalam kandungan ibunya dan memanggilanya oleh karena kasih karunia Allah yang berkenan menyatakan AnakNya pada dirinya dan yang mengangkatnya untuk menjadi pemberita FirmanNya kepada bangsa-bangsa lain. Oleh kasih karunia itulah, Paulus melaksanakan tugas panggilannya itu bagi nama Allah di segala bangsa di luar bangsa Yahudi.

Kisah pertobatan Paulus inilah yang membuat jemaat-jemaat Tuhan akhirnya yakin menerima dia dan mereka bersukacita di dalam Tuhan. Itulah kebenaran iman kita. Ketika Tuhan sendiri yang menjamah kita maka hidup kita akan berubah menjadi manusia baru dan menjadi muridNya yang selalu mendengarkan suaraNya di bawah kakinya sebagai murid yang taat dan setia kepadaNya.

Menjadi murid yang setia artinya, selalu siap duduk di bawah kaki guruNya untuk mendengarkan Dia. Pola inilah yang diangkat Yesus dalam injil hari ini yang akan kita renungkan. Kisah ini dimulai dari Yesus dan para muridNya singgah di satu kampung. 

Kampung itu adalah tempat tinggal Maria, Marta, dan Lasarus. Keluarga ini sangat dikasihi oleh Yesus dan yang selalu diberikan waktu untuk singgah sebentar di rumah mereka. Hal yang lumrah ketika orang bertamu di dalam rumah orang Yahudi seperti Maria dan Marta. Penerimaan mereka juga seperti biasa dan juga kebiasaan kita di tempat-tempat kita untuk menjamu tamu-tamu kita.

Dua figur ini, Maria dan Marta lalu menempatkan diri masing-masing sebagai orang yang harus mengambil peran mereka. Marta yang dianggap lebih kakak langsung mengambil inisiatif untuk melayani Yesus dan para muridNya dengan sibuk di dapur untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk melayani tamu-tamu ini. Sedangkan Maria, sejak Yesus tiba, dia mengambil peran yang tidak biasa yaitu duduk di dekat kaki Yesus dan mendengarkan Yesus.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved