Berita NTT

BP3MI NTT dan Keuskupan Weetabula Siapkan "KOPI" Bagi Perlindungan PMI 

Suratmi menyampaikan terima kasih untuk  KKP-PMP Keuskupan Weetabula yang mau berkolaborasi dengan BP3MI NTT dalam rangka menghadirkan PMI yang aman.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Kepala BP3MI NTT Suratmi Hamida S.Sos (tengah) pose bersama dan Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Keuskupan Weetabula RD. Eddy Reda dan jajaran usai melakukan penandatanganan kerja sama perlindungan PMI asal NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) NTT bersama Keuskupan Weetabula menyiapkan Kolaborasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KOPI) asal NTT khususnya di Pulau Sumba. 

Penyiapan "KOPI" dilakukan lewat  penandatanganan kesepakatan bersama antara BP3MI NTT dan Keuskupan Weetabula, Senin 7 Oktober 2024.

Program "KOPI" dilakukan Kepala BP3MI NTT Suratmi Hamida S.Sos dan Ketua Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoral Migran Perantau (KKP-PMP) Keuskupan Weetabula RD. Eddy Reda, Senin seperti dalam keterangannya. 

Kepala BP3Mi NTT Suratmi Hamida mengatakan Kolaborasi Perlindungan Pekerja Migran Indonesia  atau KOPI merupakan salah satu bentuk upaya strategis dalam rangka membantu Pekerja Migran Indonesia asal NTT khususnya Pulau Sumba menjadi PMI yang aman. 

Gereja menjadi salah satu lembaga strategis dan resmi yang mampu menjembatani hadirnya PMI aman di wilayah Keuskupan Weetebula, Sumba Barat Daya (SBD) yang melayani 4 kabupaten di daratan sumba. 

Kolaborasi program dan kegiatan ini dalam rangka perlindungan pekerja migran penting dilakukan. Suratmi Hamida menyebut, kolaborasi merupakan hal wajib. 

"Kami meyakini bahwa peran gereja sangat besar dan kuat membangun kehidupan manusia, khususnya pekerja migran. Karena itu, kolaborasi bersama gereja merupakan sebuah hal yang mutlak dan wajib dilakukan agar bisa hadir Pekerja Migran aman di sini," kata Suratmi Hamida. 

Menurut Suratmi Hamida, bentuk kolaborasi yang dilakukan antara lain adalah pertama sosialisasi PMI aman ke negara tujuan, lalu bimbingan teknis bagi PMI, dan fasilitasi perlindungan aman bagi PMI 

"Kita tentu menginginkan setelah adanya  kolaborasi ini, makin tumbuh PMI yang aman dari proses awal sampai kembali ke kampungnya masing-masing," katanya. 

Suratmi berharap kegiatan kolaborasi ini dapat membantu menghadirkan sistem bekerja di luar negeri yang aman. Hingga awal Oktober 2024, setidaknya ada 94 jenazah PMI asal NTT dipulangkan dari berbagai negara. Pulau Sumba termasuk salah satu daerah PMI yang meninggal dunia itu. 

"Kalau proses kerja PMi nya aman tentu akan berdampak pada ekonomi PMi dan  keluarga. Kondisi ini yang kita harapkan bisa tumbuh dan berkembang," sebut Suratmi Hamida.

Baca juga: BP3MI NTT dan GMIT Kerja Sama Perkuat Pelindungan Pekerja Migran

Suratmi menyampaikan terima kasih untuk  KKP-PMP Keuskupan Weetabula yang mau berkolaborasi dengan BP3MI NTT dalam rangka menghadirkan PMI yang aman .

"Kami sampaikan terima kasih atas kolaborasi ini. Kita berharap ini bisa sukses kedepannya," kata dia. 

Ketua KKP-PMP RD. Eddy Reda menyambut baik kolaborasi bersama BP3MI NTT
Menurut RD Eddy, Glgereja berterima kasih kepada BP3MI NTT yang mau berkolaborasi dalam rangka perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved