Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 4 Oktober 2024, “Ia Menolak Aku”

Pada umur 20 tahun ia bersama teman-temannya terlibat sebagai prajurit dalam perang saudara antara Asisi dan Perugia

|
Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Jumat 4 Oktober 2024, “Ia Menolak Aku” 

Oleh:  Bruder Pio Hayon, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 4 Oktober 2024, “Ia Menolak Aku”

Bruder Pio Hayon, SVD. Hari Jumat Biasa Pekan XXVI

Jumat, 4 Oktober 2024.  PW Sto. Fransiskus dari Asisi
Bacaan I:  Ayb. 38: 1.12-21;39:36-38
Injil: Lukas  10: 13-16       

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Ketika kita ditolak dalam hidup akan menjadi  satu pengalaman yang menyakitkan apalagi jika yang menolak kita adalah orang yang sangat dekat dengan kita.

Pengalaman ditolak itu akan menjadi pengalaman traumatik yang tak bisa dihindari karena secara psikis dan sosial kita sudah terganggu. Apalagi jika itu berhubungan dengan iman seseorang kepada Tuhan. Dan penolakan terhadap Tuhan adalah penolakan akan hidup itu sendiri. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Di hari ke empat dalam bulan Oktober ini, gereja sejagat memperingati santo Fransiskus dari Asisi. Santo Fransiskus memiliki nama lengkapnya adalah Giovanni Francesco Bernardone.

Ia lahir di Asisi, daerah pegunungan Umbria, Italia Tengah pada tahun 1182. Ayahnya, Pietro Bernardone, seorang pedagang kain yang kaya raya; sedang ibunya Yohana Dona Pica, seorang puteri bangsawan picardia, Prancis

Ia dipermandikan dengan nama 'Giovanni Francesco Bernardone' tetapi kemudian lebih dikenal dengan nama 'Francesco' karena kemahirannya berbahasa Prancis yang diajarkan ibunya. Pada umur 20 tahun ia bersama teman-temannya terlibat sebagai prajurit dalam perang saudara antara Asisi dan Perugia.

Dalam pertempuran itu ia ditangkap dan dipenjarakan selama 1 tahun hingga jatuh sakit setelah dibebaskan. Pengalaman pahit itu menandai awal hidupnya yang baru. Ia tidak tertarik lagi dengan usaha dagang ayahnya dan corak hidup mewahnya dahulu. 

Sebaliknya ia lebih tertarik pada corak hidup sederhana dan miskin sambil lebih banyak meluangkan waktunya untuk berdoa di gereja, mengunjungi orang-orang di penjara dan melayani orang-orang miskin dan sakit. la disebut orang sekitar dengan nama "Poverello" (=Lelaki miskin).

Cara hidupnya, yang miskin tetapi selalu gembira dan penuh cinta kepada orang-orang miskin dan sakit, menarik minat banyak pemuda. Pada tahun 1209, ada tiga orang bergabung bersamanya: Bernardus Guantevale, seorang pedagang kaya; Petrus Katana, seorang pegawai, dan Giles, seorang yang sederhana dan bijak.

Harta benda mereka dipakai untuk melayani kaum miskin dan orang-orang sakit. Bersama dengan tiga orang itu, Fransiskus membentuk sebuah komunitas persaudaraan yang kemudian berkembang menjadi sebuah ordo yaitu "Ordo Saudara-saudara Dina", atau "Ordo Fransiskan."

Fransiskus ditahbiskan menjadi diakon dan mau tetap menjadi seorang diakon sampai mati. Ia tidak mau ditahbiskan menjadi imam. Lebih dari orang-orang lain, Fransiskus berusaha hidup menyerupai Kristus.

Ia menekankan kemiskinan absolut bagi para pengikutnya waktu itu. Sebagai tambahan pada kaul kemiskinan, kemurnian dan ketaatan, ia menekankan juga penghayatan semangat cinta persaudaraan, dan kesederhanaan hidup. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved