Cerpen

Cerpen: Camat Sembarang

Masih ingatkah kecelakaan November yang sangat mengerikan? Mobil menabrak pembatas jalan dan jatuh di jurang yang dalam jam 24.11.27.

Editor: Agustinus Sape
SHUTTERSTOCK/XMEE
Ilustrasi operasi yang dilakukan dokter. 

Oleh: Aster Bili Bora

POS-KUPANG.COM - Masih ingatkah kecelakaan November yang sangat mengerikan? Mobil menabrak pembatas jalan dan jatuh di jurang yang dalam jam 24.11.27. Camat, korban satu-satunya:  terjepit setir, dan kaki-tangan patah.  Saksi mata di TKP memberikan pertolongan pertama dengan membawa Camat di dukun yang terdekat.

Setelah satu minggu ditangani dukun, Camat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan pingsan dengan luka yang sudah busuk. Selain kondisi fisik yang kian parah, Camat mengalami gangguan kejiwaan dengan omong-omong sembarang.

Hasil pemeriksaan rumah sakit menjelaskan, bahwa pasien dalam posisi menuju kritis. Alternatifnya amputasi atau rujuk. Karena pasien tidak bersedia amputasi, maka dokter keluarkan rujukan berobat luar daerah. 

Penanganan rumah sakit rujukan menyenangkan. Dokter ahli tulang bersama perawat memberi perhatian yang istimewa. Terutama setelah diberikan intravena, pasien tidur aman dan sudah berbicara normal.

Lain halnya waktu ditangani dukun dan rumah saki setempat, pasien dalam keadaan gawat dan sering omon-omon sembarang.

Namun omon-omon sembarang kambuh kembali setelah Nyonya Camat menyampaikan hasil konsultasi  dokter ahli tulang.

“Bapak tetap kuat, ya! Tidak lama lagi akan operasi.”

“Operasi bagaimana?”

“Kaki-tangan, dokter potong.”

Dengan kata potong, nyali pasien mau putus. Ia teriak banting diri. Kaki- tangan yang patah  digerakkan paksa. Nyonya Camat tergesa-gesa temui petugas. Dokter datang, terkejut lihat pasien dalam keadaan pingsan. Syukur dengan tindakan yang cepat dan tepat,  tidak terjadi yang di luar dugaan. 

Sampai saat yang ditentukan, Camat dioperasi. Kaki-tangan dipotong-potong--dibelah-belah! Disusun kembali sesuai aslinya kemudian pasang pen. Biusnya lama,tapi endingnya bagus menyenangkan. 

Hanya saja ada hal yang lucu dan mengundang banyak pertanyaan di ruang pasien. Sesudah operasi dan sebelum siuman camat sembarang omong hal-hal yang belum pernah ia lakukan selama hidupnya.
 

Banyak yang ikuti bagaimana jawaban camat atas pertanyaan yang tidak jelas sumbernya, apakah dari roh halus atau roh kasar. Tidak ada seorang juga yang berani membatalkan penyampaian korban kecelakaan itu. Ia sebebas-bebasnya sembarang-sembarang omong. 

Waktu belum camat, saya setengah mati cari uang. Setelah jadi camat uang yang cari saya. Enak betul!  Tanpa keringat uang masuk laci. Tiap kali pencairan, kepala desa sorong tiga juta. Bayangkanlah kalau ada 20 desa! Memang belum seberapa, hanya 120 juta setahun, he-he-he-he.

Apa tidak salah? Salah apa? Tidak pernah minta! Uang yang datang sendiri. Terima saja, tidak ada bukti jogetin saja. Tolak risikonya apa? Ya, adalah. Mana ada kepala desa yang tidak suka aman dan nyaman? Berani tolak, kepala desanya yang terancam oleh perasaannya sendiri. Pilih yang mana? He-he-he-he.

Selain dari Dana Desa, masih ada lagi yang lain. Pokoknya mudah sekali uang cari kita. Rahasianya baik-baik saja, jangan dendam, jangan mudah marah, jangan makan sendiri, jangan gertak sambal, dan jangan iri.  

Berbagi itu penting. Uang yang masuk ke kita dengan sendirinya akan cari tempat yang baru. Mustahil uang masuk tidak pernah keluar! Tugas luar daerah perlu biaya banyak. Ada saja pengeluaran: beli oleh-oleh, biaya jalan-jalan, dan lain-lain. 

Waduh, kenapa tanya apa yang lain-lain. Tentu banyaklah. Apem itu sangat mahal. Dilihat dosa, tidak dilihat barang bagus, he-he-he-he. Beli baju lama, cari paha tidak perlu keliling dunia. Dalam hitungan menit, sudah ada yang minta pijat. 

Ya, bikin apa tipu-tipu. Selain yang minta pijat, masih ada satu. Dengan celaka begini siapa tahu dia tidak suka lagi. Sudah lama jadi selingkuhan. Uang dari kepala desa, sebagian ada di istri dan sebagian lagi sama selingkuhan. 

He-he-he-he, kacau e, tanya terus uang keluar ke mana saja. Namanya laki-laki perlu rokok dan minum. Dunia sekarang, kalau tidak minum, mana ada kawan. Selama masih gatal di politik, perlu minumlah, he-he-he-he. 

Selama suami omong panjang lebar, istri camat lebih banyak tertawanya. Ia tidak tersinggung, tidak kurang hati, tidak marah, dan tidak dendam. Justru dengan kejadian suami kecelakaan, istri tambah sayang suami. Perempuan sadar dan tahu persis, bahwa suaminya sangat jujur, memiliki budi pekerti yang baik, dan takut akan perintah Allah.  Karena kerasukan roh halus atau roh apa namanya, maka ia sembarang omong tidak sesuai fakta. 

Tambolaka, 1 Oktober 2024

Aster Bili Bora
Aster Bili Bora (POS-KUPANG.COM/HO)

Aster Bili Bora,sastrawan tinggal di Tambolaka, Sumba Barat Daya. Karya-karyanya terbaca di berbagai koran dan majalah, baik cetak maupun online.Antologi cerpennya: Bukan sebuah jawaban (1988), Matahari jatuh (1990),  Bilang saja saya sudah mati ( 2021), Laki yang terbuang (2021). Karya novel yang sedang disiapkan: Laki yang kesekian-sekian. Antologi bersama pengarang lain: 1) Seruling perdamaian dari bumi flobamora tahun 2018 2) Tanah Langit NTT tahun 2021, 3) Gairah Literasi Negeriku tahun 2021, Guru Berkesan Tak Lekang Dari Ingatan tahun 2022, Geliat Literasi Mencerahkan Hati tahun 2023,  Cambuk Kehidupan tahun 2023.

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

 

 

  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved