Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 1 Oktober 2024, Belajar dari Anak Kecil 

karena anak-anak tidak berpikir bagaimana cara dan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mencapai cita-cita mereka itu.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pater John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Selasa 1 Oktober 2024, Belajar dari Anak Kecil  

Oleh: Pastor John Lewar, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Selasa 1 Oktober 2024, Belajar dari Anak Kecil 

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor.

Selasa, 1 Oktober 2024
Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
Lectio: Yesaya 66:10-14c atau 1 Korintus 12:31-13:13;
Mazmur 131:1,2,3

Injil: Matius 18:1-5

Ketika kita masih kecil dulu, seringkali kita ditanya apa cita-cita kita, atau kalau sudah besar mau jadi apa? Ada yang menjawab ingin menjadi dokter dengan alasan karena ingin mengobati orang sakit, ada yang ingin menjadi guru karena ingin mengajar orang lain supaya menjadi pintar, ada juga yang ingin menjadi polisi supaya bisa menangkap penjahat serta ada juga yang ingin menjadi pendeta ataupun biarawan-biarawati supaya bisa masuk surga. Betapa mulia tentunya cita-cita ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 29 September 2024, "Gereja Katolik dalam Kemajemukan Indonesia"

Dalam pikiran anak-anak, mereka harus melakukan hal yang baik kepada sesama. Jarang kita mendapati anak kecil yang bercita–cita ingin menjadi perampok, teroris, koruptor dan lain-lain. Tentunya jawaban mereka adalah
jawaban yang tanpa beban karena anak-anak tidak berpikir bagaimana cara dan berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk mencapai cita-cita mereka itu.

Penginjil Lukas menceritakan, bahwa terjadi perdebatan di antara murid-murid Tuhan Yesus tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Murid-murid berpikir tentang kedudukan mereka kelak dalam Kerajaan Surga. Dalam pikiran mereka kerajaan sorga adalah kerajaan dimana Tuhan Yesus sebagai raja dan mereka sebagai murid-murid Yesus pasti akan mendapatkan jabatan/kedudukan yang penting.

Untuk itu murid-murid mengajukan pertanyaan kepada Tuhan Yesus tentang siapakah yang terbesar dalam kerajaan sorga? (ayat 1) dan menjawab pertanyaan mereka Tuhan Yesus memanggil anak kecil dan menempatkannya ditengah-tengah mereka (ayat 2), lalu Tuhan Yesus berkata bahwa “Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan sorga (ayat 3).

Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dia lah yang terbesar dalam kerajaan sorga (ayat 4). Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku (ayat 5)
Mengapa Tuhan Yesus menjadikan anak- anak sebagai contoh?

Pertama, Karena kerendahan hati anak-anak. Seorang anak kecil tidak ingin menonjolkan diri, sebaliknya, ia lebih suka bersembunyi di belakang.

 Ia tidak ingin tampil tetapi lebih suka menarik diri. Baru sesudah ia dewasa, dan mulai bersaing di dunia,
dengan persaingan dan pergulatan keras untuk tampil sebagai nomor satu,
maka sifat rendah hati ini ditinggalkan.

Kedua, Karena ketergantungan anak-anak kepada orang tuanya. Bagi si anak, keadaan bergantung sangatlah wajar.
Ia tidak pernah berpikir bahwa ia dapat menghadapi hidup seorang diri. Ia sangat senang kalau bisa bergantung pada mereka yang mengasihi dan memperdulikan nya. Bila orang mau menerima kenyataan akan ketergantungan
mereka kepada Allah, suatu kekuatan baru dan kedamaian baru akan masuk ke dalam hidupnya.

Ketiga, Karena kepercayaan anak-anak. Seorang anak bergantung secara naluriah dan ia secara naluriah juga mempercayai orang tuanya bahwa kebutuhannya akan dipenuhi. Ketika masih kanak-kanak, kita tidak dapat membeli makanan atau pakaian kita sendiri, atau merawat rumah kita sendiri.

Namun kita tidak pernah khawatir bahwa kita tidak akan diberi makan dan pakaian dan tiada tempat berteduh yang memberi kehangatan dan kesenangan ketika kita pulang. Ketika kita masih kanak-kanak kita bepergian tanpa harus membayar, dan tidak berpikir bagaimana tiba ke tempat tujuan, namun kita tidak pernah ragu bahwa orang tua kita akan menuntun dan mengantar kita dengan selamat kesana.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved