Berita Unwira

Dosen Prodi Arsitektur UNWIRA Kupang Bantu Warga Desain Rumah Belajar Perempuan dan Anak

Desain rumah belajar ini sebagai salah satu bentuk skema pemberdayaan berbasis masyarakat.

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO
Presentasi Tim Pengabdian Prodi Arsitektur Unwira Kupang yang terdiri dari Apridus Kefas Lapenangga (dosen), Yuliana Bhara Mberu (dosen), Meryani Lakapu (dosen), Budhi B. Lily (Dosen), Dominiques Saviola E. D. Jeraman (mahasiswa), dan Merry Engelina Lassa (mahasiswa). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sejumlah dosen Program Studi Arsitektur di Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang membantu desain rumah belajar bagi perempuan dan anak di Desa Bonen, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. 

Desain rumah belajar ini sebagai salah satu bentuk skema pemberdayaan berbasis masyarakat. Kegiatan ini menggunakan dana hibah dari Direktorat RISTEKDIKTI - Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 

Ketua Tim Pengabdian, Apridus Kefas Lapenangga, mengatakan, untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan anak dalam mengasuh nilai-nilai yang baik, perlu adanya ruang belajar yang diciptakan guna memberi kesempatan belajar bersama. 

"Tempat belajar ini akan menjadi tempat bertemunya budaya lokal dan budaya global, juga tempat membangun relasi antar generasi yang meneguhkan dan saling menopang," kata Apris Lapenangga dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Rabu (25/9/2024). 

Pemberdayaan yang baik, imbuh Apris, butuh perencanaan yang baik pula. Ini dapat terwujud melalui desain rumah belajar yang direncanakan dengan matang sebagai solusi yang berkelanjutan. 

"Ada beberapa tujuan dari desain rumah belajar berkelanjutan ini, pertama, sebagai tempat belajar lintas generasi bagi perempuan dan anak perempuan. Kedua, sebagai tempat pemberdayaan ekonomi dan budayan melalui tenun, seni musik dan tari tradisional. Ketiga, sebagai guest house bagi tamu ataupun donatur mitra bila berkunjung sekaligus sebagai tempat save house bagi korban kekerasan jika dibutuhkan," jelas Apris. 

Selain itu, tambahnya, tempat ini juga akan dijadikan sebagai kantor bagi pengelola. 

Desain yang direncanakan terdiri dari beberapa fasilitas, di antaranya, kantor bagi pengelola, aula (bangunan serbaguna yang dapat digunakan untuk kegiatan latihan drama, musik, tari dan kegiatan lainnya), guest room (tempat penginapan sebagai sumber pemasukan) juga dapat difungsikan sebagai save house bagi korban kekerasan rumah tangga jika dibutuhkan, taman, area baca dan area tenun.

"Rumah belajar ini didesain menggunakan konsep arsitektur berkelanjutan yang mengutamakan keberlanjutan sosial, ekonomi dan lingkungan serta beradaptasi dengan konteks lokal setempat," papar Apris. 

Untuk diketahui, Tim Pengabdian ini terdiri dari Apridus Kefas Lapenangga (dosen), Yuliana Bhara Mberu (dosen), Meryani Lakapu (dosen), Budhi B. Lily (Dosen), Dominiques Saviola E. D. Jeraman (mahasiswa), dan Merry Engelina Lassa (mahasiswa). Demi menyukseskan kegiatan ini, mereka bekerja sama dengan Perkumpulan Jaringan Perempuan Indonesia Timur. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved