Beban Utang Pemerintah Kian Berat, Terus Bertambah dalam Empat Bulan Terakhir

Awalil menyebut, pemerintah memang merencanakan pembiayaan utang neto pada tahun 2024 berjalan sebesar Rp 533 triliun. 

|
Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/IST
Ilustrasi. 

Apalagi, utang yang sifatnya terselubung (hidden debt) berupa utang BUMN non perbankan, berbagai jaminan pemerintah dan utang intergovernmental berupa defisit berbagai program seperti pensiun dan jaminan kesehatan akan membuat situasi ini semakin rumit. 

Wijayanto menambahkan, penarikan utang sebesar Rp 347,6 triliun tersebut merupakan konsekuensi situasi yang sedang dialami Indonesia.

Ia memperkirakan pada tahun 2024 ini pemerintah akan menerbitkan utang sekitar Rp 1.000 triliun, dimana sekitar 60 persennya merupakan utang baru. 

Ini didasarkan pada asumsi defisit sebesar 2,29 persen terhadap Produk Domestik Bruto(PDB), keseimbangan primer mendekati nol serta utang jatuh tempo sebesar Rp 379 triliun.

"Jadi dalam bulan-bulan mendatang, pemerintah akan disibukkan dengan penerbitan berbagai surat utang, kita berharap tren bunga rendah terus terjadi sehingga cost of fund yang perlu ditanggung pemerintah tidak terlalu berat," katanya.

Menurut Wijayanto, pada tahun 2025 dan 2026 menjadi penuh tantangan, mengingat utang jatuh tempo mencapai masing-masing sekitar Rp 800 triliun dengan bunga sekitar Rp 540 triliun dan Rp 600 triliun. 

Sementara itu defisit APBN juga diperkirakan akan tetap tinggi. "Tim ekonomi pemerintahan Prabowo perlu hati-hati dan sangat jeli," imbuh Wijayanto. 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved