Berita NTT

Penjabat Gubernur NTT Sosialisasi Penanganan Stunting di SMKN 1 Kupang

Dikatakan, pemerintah juga memberi perhatian khsusu stunting agar mencapai bonus demografi menyongsong Indonesia emas 2045.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto pose bersama usai kegiatan sosialisasi penanganan stunting di Aula SMKN 1 Kupang, Selasa 24 September 2024. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Gubernur NTT Dr. Andriko Noto Susanto melakukan sosialisasi penanganan stunting di SMKN 1 Kupang, Selasa 24 September 2024.

Sosialisasi dengan tema Tema gerakan kemanusiaan penanganan stunting di NTT ini dihadiri Kepala DP3A Provinsi NTT,  Ruth D Laiskodat S.Si, Apt,M.M; Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Iin Adriany. M.Kes; Sekretaris Dinas Dikbud Ntt, Ir. Syaloomi Martina Pa,M.Sc.;  Kadis Kesehatan Kota Kupang, drg Retnowati, M.Kes dan Kepala SMKN 1 Kupang, Drs. Mixon RN Abineno, para wakil kepala sekolah, guru dan siswa SMKN 1 Kupang . Hadir pula Ketua Kadin NTT, Boby Lianto, UNICEF, ChildFund, TP PKK NTT, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana, para wakil  dan lainnya. 

Siswa SMKN 1 Kupang nampak antusias mengikuti kegiatan sosialiasi dengan tertib.

Penjabat Gubernur NTT Andriko mengatakan, kemiskinan ekstrem dam stunting menjadi perhatian pemerintah NTT saat ini. Khusus stunting di NTT tinggi, sehingga perlu diselesaikan secara berbarengan dan tidak bisa sendiri -sendiri.

Andriko memberi motivasi kepada para siswa agar belajar dengan giat dan berani untuk menggapai masa depan.

"Kalau punya cita-cita tinggi hajar, karena hanya orang berani saja yang bisa meraih cita-cita," ujar Andirko.

Dikatakan, pemerintah juga memberi perhatian khusus stunting agar mencapai bonus demografi menyongsong Indonesia emas 2045.

"Kita berharap semua penduduk Indonesia dalam kondisi sehat aktif dan produktif. Dari sekarang kita harus menyiapkan generasi emas dengan makan yang bergizi dan sehat," katanya. 

Menurut Andriko, stunting termasuk bencana kemanusian non alam, karena itu perlu dicanangkan Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting atau GKPS. 

"Kita canangkan gerakan kemanusiaan penanganan stunting. Siapa yang terlibat dalam gerakan ini?. Tentu  ada akademisi yang bisa beri edukasi, pebisnis, pelaku usaha harus ikut mensukseskan gerakan ini. Begitu juga 
pemerintah desa dan juga keterlibatan media sangat penting," jelasnya.

Untuk stunting, dirinya meminta Kepala Dinas Kesehatan agar mempunyai data stunting secara jelas atau by name by adress. "Saya minta kadis untuk data by name by address. Saya tidak lihat jumlah tapi harus data jelas agar bisa ditangani," katanya.

Baca juga: Berkunjung ke Alor, Andriko Susanto Minta Manfaatkan Pangan Lokal Tekan Stunting

Saat itu juga Andriko juga menyampaikan soal aksi kolaborasi gerakan kemanusiaan penanganan stunting (GKPS).

"Stunting adalah bencana kemanusiaan non alam yang bisa lebih dari kekerasan, karena itu butuh kolaborasi dalam penanganan," pungkasnya.

Sebelumnya dalam sosialisasi, Kepala DP3A NTT, Ruth D Laiskodat memberi materi tentang kekerasan terhadap anak dan upaya pencegahan. 

"Peran sekolah, keluarga,orang tua wali juga harus ada dalam rangka penanganan stunting. Masyarakat dan setiap individu memiliki harus kepedulian dan melaporkan tindakan kekerasan yang dialami anak. Sedangkan upaya pencegahan, pendidikan dan edukasi bagi orang tua guru dan masyarakat," ujar Ruth. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved