Berita NTT

Pengamat Politik Undana, Yohanes Jimmy Nami Sebut Nomor Urut Bisa Pengaruhi Persepsi Pemilih 

kebutuhan daerah di tengah tuntutan masyarakat untuk perbaikan kesejahteraan, pembangunan berkelanjutan, dan transparansi pemerintahan

Penulis: Rosalia Andrela | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO
Pengamat Politik Undana, Yohanes Jimmy Nami, Batas Negara Penjaga Kedaulatan Negara 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela

POS-KUPANG.COM, KUPANG -  Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru saja melakukan pengundian nomor urut pasangan calon (paslon) pilgub, pilwalkot, pilkada.

Pengamat Politik Undana, Yohanes Jimmy Nami menilai meski terkesan simbolik nomor urut sangat penting karena bisa mempengaruhi persepsi pemilih.

“KPU telah melakukan pengundian dan penetapan nomor urut hari ini. Meski terkesan simbolik, nomor urut sangat penting karena bisa mempengaruhi persepsi pemilih tentang kekuatan atau keunggulan calon. Momentum penentuan nomor urut secara politik, diyakini dapat meningkatkan citra dan positioning paslon di mata publik atau pemilih,” ujarnya Senin, 23 September 2024.

Jimmy berharap para calon fokus pada tahapan selanjutnya agar fokus pada isu kebijakan yang sesuai kebutuhan daerah.

Baca juga: Melki-Johni Dapat Nomor Urut 2 Pilgub NTT, Ansy-Jane Nomor Urut 1

“Harapan untuk pasangan calon pada tahapan berikutnya, fokus pada isu kebijakan yang nyata sesuai dengan kebutuhan daerah di tengah tuntutan masyarakat untuk perbaikan kesejahteraan, pembangunan berkelanjutan, dan transparansi pemerintahan,” kata Jimmi.

Para calon lanjut Jimmy, tidak hanya berkompetisi secara personal tetapi mengedepankan tiga hal utama yakni program nyata, kampanye damai dan santun, serta isu programatik.

Pertama, kita harapkan para calon tidak hanya berkompetisi secara personal, tetapi mengedepankan program nyata yang dapat memberikan solusi bagi kebutuhan masyarakat daerah dengan segala problematikanya. 

Kedua, kampanye damai dan santun. Mengingat pentingnya menjaga stabilitas sosial-politik daerah, harapannya para paslon dapat menjalani kampanye yang santun, menghindari hoaks, ujaran kebencian, serta isu-isu negatif yang dapat memecah belah masyarakat pada akar rumput.

Ketiga, isu programatik. Kampanye sebaiknya dijadikan ajang untuk memperdebatkan ide dan solusi atas tantangan yang dihadapi oleh daerah, bukan sekadar ajang popularitas dan kompetisi individual. (cr19).

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved