Teknologi
UGM Yogyakarta Ciptakan Drone Palapa S-1 dengan Keunggulan Serba Bisa
Produk drone terkini lahir dari tangan para peneliti Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, yang dipimpin Prof Gesang Nugroho.
Dengan fitur-fitur tersebut, Palapa S-1 memiliki aplikasi yang luas, baik untuk kebutuhan sipil maupun militer. Salah satunya, misalnya, keperluan mitigasi bencana kebakaran hutan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Palapa S-1 dapat dipakai untuk melakukan validasi lapangan apakah titik panas yang ditangkap oleh satelit betul bersumber dari api atau bukan. Biaya pengoperasian drone tentu akan jauh lebih efisien ketimbang helikopter atau pesawat biasa.
Palapa S-1 berpotensi pula dimanfaatkan dalam misi pencarian dan pertolongan (SAR) di wilayah terpencil atau yang sulit diakses. Dalam peristiwa bencana alam, drone dapat memetakan luas dan dampak bencana. Sekali terbang, Palapa S-1 bisa melakukan pemetaan lahan seluas 3.500 hektar.
”Hasil pemetaan atau pemantauan bisa disiarkan langsung (live streaming) sehingga pengambil keputusan yang berada di Jakarta, misalnya, dapat lebih cepat bertindak,” ucap Gesang.
Pengembangan lanjutan
Dalam bidang militer, selain patroli wilayah, Palapa S-1 juga dapat dipakai untuk misi pengintaian. Ini menjadi krusial untuk mengetahui posisi dan kekuatan musuh sebelum mengirimkan pasukan.
”Bagi Angkatan Laut, kemampuan mendarat dan lepas landas vertikal Palapa S-1 membuatnya memungkinkan dioperasikan di atas kapal. Bahan serat karbon juga tahan korosi di laut,” kata Gesang.
Baca juga: Drone Sprayer Pertama di NTT, Melayani Penyemprotan Pupuk Cair dan Pestisida Lebih Efisien
Selain aplikasi-aplikasi tersebut, Gesang menambahkan, Palapa S-1 juga mampu membawa muatan meski masih terbatas 3-5 kg.
Saat ini, tim Fakultas Teknik UGM juga tengah mengembangkan Palapa S-2 dengan spesifikasi yang lebih unggul dari Palapa S-1. Gesang mengatakan, perkembangan proyek Palapa S-2 sudah mencapai 70 persen.
Di antara keunggulannya adalah bisa membawa muatan hingga 10 kg. Ini membuatnya dapat dikembangkan sebagai drone tempur juga. Gesang menambahkan, sistem komunikasi Palapa S-2 nantinya berbasis satelit. Artinya, jarak kendali dan pengiriman data tidak lagi terbatas radius tertentu seperti Palapa S-1.
Komunikasi berbasis satelit memungkinkan drone beroperasi di Sumatera, Kalimantan, atau Papua dengan perangkat kendali berada di Jakarta, misalnya. ”Ini karena ruang di Palapa S-2 nanti memungkinkan untuk dipasangi perangkat satelit yang membutuhkan antena besar,” ujar Gesang.
Saat peluncuran Palapa S-1, Dekan Fakultas Teknik UGM Prof Selo mengatakan, inovasi-inovasi akan terus berkembang. ”Peningkatan akan selalu bisa dilakukan pada saat ada kolaborasi antara universitas, industri, dan pengguna produk,” ucapnya.
Dia pun berharap instansi dan lembaga-lembaga di Tanah Air bisa menjadi mitra untuk memanfaatkan Palapa S-1. Pemanfaatan penting agar para peneliti bisa terus mengembangkan dan meningkatan kemampuan teknologi ini. (kompas.id)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.