Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 21 September 2024, Cintamu Mengubahku
Hanya Tuhan dan Andalah yang mengetahui motivasi dibalik setiap kata dan kalimat yang terucap dari bibir Anda.
Oleh: Pastor John Lewar, SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 21 September 2024, Cintamu Mengubahku
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Pesta Santu Matius
Lectio:
Efesus 4:1-7,11-13; Mazmur 19:2-3,4-5;
Injil: Matius 9:9-13.
Meditatio:
Memang benarlah kata-kata bijak: “Kata-kata lebih tajam dari pedang bermata dua.” Menggunakan kata-kata selalu memiliki dua sisi yang berbeda; entahkah membangun atau menjatuhkan; entahkah menghujat atau memuji; tapi juga ada segumpal kelicikan dalam kata-kata yang kita gunakan yakni “menghina dan menjatuhkan dalam sebuah pujian yang pura-pura diucapkan dengan manis nan lembut.” Semuanya tergantung motivasi orang yang mengucapkan kata-kata itu.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 20 September 2024, "Meningkatkan Rasa Syukur dengan Melayani Sesama"
Pagi ini seraya merayakan pesta Santo Matius, penulis Injil, kita diajak untuk merenungkan tentang “bagaimanakah dua kata Yesus; “Ikutilah Aku” mampu meruntuhkan segala bentuk kemapaman hidup yang telah dibangun bertahun-tahun oleh Matius sebagai pemungut cukai, sehingga ia rela meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus, padahal Matius dikategorikan dalam adat istiadat bangsanya sebagai seorang pendosa berat.
Dan, inilah jawabannya; “Dosa telah membuat Matius menjauh dari cinta Allah, tapi kata-kata lembut Yesus yang tidak menghukum, yang tidak mengungkit dosa-dosanyalah yang membuat Matius terkagumkagum akan daya cinta yang luar biasa dibalik kata-kata Yesus sehingga ia pun meninggalkan segalanya dan mengikuti Dia.”
Yesus tidak bertanya, berapakah dosa yang telah dilakukan oleh Matius, di mana, dengan siapa dan dengan cara apa. Yang ada dibalik kata-kata Yesus adalah Matius, seorang pendosa sangat berarti di hati Yesus. Benarlah “Yesus membenci dosa tapi mencintai pendosa.”
Hari ini menjadi kesempatan yang indah untuk melihat kebelakang untuk mengevaluasi kata-kata yang biasanya kita gunakan kepada orang lain, terutama ketika ada salah dan dosa dari sesama yang kita ketahui; Apakah sapaan kita lembut dan penuh cinta, atau sebaliknya mengungkapkan kritik tajam bahkan kasar?
Apakah kata-kata kita bersifat membangun dan memeluk orang lain ataukah menjatuhkan dan bahkan membunuh orang lain? Hanya Tuhan dan Andalah yang mengetahui motivasi dibalik setiap kata dan kalimat yang terucap dari bibir Anda.
Pesan saya kepadamu sebagai saudaraku di pagi ini sebagai berikut;
Pertama, sebagai seorang pendosa, engkau mendapatkan perkenaan Allah. Syaratnya adalah pertobatan; Dosa menjauhkan bahkan memisahkan engkau dari Allah bahkan dari sesamamu. Akan tetapi sadarlah bahwa tempatmu di hati Allah tetap dibiarkan kosong sampai engkau datang menempatinya lewat sebuah pertobatan batin yang sungguh. Karena itu, jika engkau menyadari diri sebagai seorang pendosa saat ini, maka inilah yang sedang diperbuat oleh Allah; Ia merindukan kehadiranmu di Hati-Nya.
Kedua, dari pihak yang menerima kritik kusarankan agar “selalu berusaha untuk melihat adanya cinta yang tulus dibalik sebuah kritik.” Akan tetapi dari pihak kita yang mengeritik, aku hanya menasehati; “Jika engkau dapat mencintai seseorang tanpa harus mengeritiknya, maka mengapa engkau harus membungkus cintamu dengan sebuah kritik yang tajam bahkan kasar?”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.