Penjabat Gubernur Andriko Noto Susanto Soroti Soal Kebakaran Hutan dan Lahan di NTT

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Gubernur NTT NTT Dr. Andriko Noto Susanto merespons kebakaran hutan dan lahan (karthula) yang terjadi di Provinsi NTT. 

Respons itu disampaikan saat menerima audiensi Staf Khusus Menteri LHK Bidang Media Komunikasi, Irjen Pol Johny Siahaan beserta rombongan bertempat di Ruang Kerja Gubernur NTT. 

Staf Khusus Menteri LHK Bidang Media Komunikasi, Irjen Pol Johny Siahaan pada kesempatan itu meminta Penjabat Gubernur NTT untuk membuka rapat koordinasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan di NTT. 

Dia memaparkan kondisi terkini karthula di NTT. Data itu terekam sepanjang tahun 2024. Setidaknya ada puluhan hektar lahar yang terkena kejadian itu. 

“Berdasarkan hasil perhitungan luas areal karthula atau titik-titik hotspot dengan citra satelit periode 1 Januari – 31 Juli 2024, luas karthula di Provinsi NTT sebesar 36.675,64 ha dan periode yang sama di tahun 2023 (masa El Nino) sebesar 28.794,53 ha atau mengalami kenaikan sebesar 27,37 persen," kata dia seperti dalam keterangannya, Kamis 12 September 2024.

Oleh karena itu, kata dia, dalam rangka mengantisipasi musim kemarau yang berpotensi meningkatkan resiko karthula, maka perlu dilakukan peningkatan upaya-upaya pengendalian karthula di NTT.

Andriko Susanto mengatakan bahwa penetapan regulasi turunan terkait hutan di setiap Kabupaten di NTT, merupakan salah satu solusi untuk meminimalisir karthula di NTT.

“Regulasi atau Perda di daerah itu menjadi penting di setiap kabupaten di NTT, agar dampak kebakaran hutan yang diakibatkan oleh tradisi atau budaya membakar lahan yang marak di NTT dapat kita minimalisir melalui perubahan sistem pengolahan lahan, pelatihan keterampilan serta alternatif-alternatif yang lain,” ujar Andriko.

Pertemuan itu dihadiri juga Kepala Dinas LHK Provinsi NTT, Ondy Siagian dan juga Kepala BKSDA NTT Arief Mahmud. (fan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS