Berita Kabupaten Ende

16 Desa di Kabupaten Ende Jadi Role Model Sekolah BUMDes yang Akan Didampingi Unflor

Sebanyak 16 desa di Kabupaten Ende terpilih menjadi role model Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang akan didampingi Unflor.

Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM /ALBERT AQUINALDO
Pascasarjana Universitas Flores berkolaborasi bersama Colloguium Doktoral dan LP2M Unflor serta multi pihak untuk mendirikan sekolah BUMDes Unflor Ende yang dilaunching pada, Kamis, 5 September 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, ENDE - Masih banyak persoalan yang dialami Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya di Kabupaten Ende  dalam hal manajemen pengelolaan yang hingga saat ini belum ada intervensi pentahelix.

Pendekatan pentahelix adalah kolaborasi antara lima unsur, yaitu pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas, dan media. Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan inovasi pengetahuan yang dapat diubah menjadi produk atau jasa.

Di tengah banyaknya masalah yang tengah dialami BUMDes di Provinsi NTT termasuk Kabupaten Ende, konsep atau intervensi pendekatan pentahelix diyakini menjadi solusi tepat dan segera harus dilaksanakan guna mengentaskan masalah-masalah di tingkat desa. 

Menjawab persoalan itu, Pascasarjana Universitas Flores (Unflor) Ende berkolaborasi dengan Colloguium Doktoral dan LP2M Unflor serta multi pihak untuk mendirikan sekolah BUMDes Unflor Ende yang dilaunching pada Kamis, 5 September 2024 pagi.

Sebanyak 16 desa di Kabupaten Ende terpilih menjadi role model Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang akan didampingi Unflor.

Pendampingan diawali dengan Training of Trainer (TOT) dan Launching Sekolah BUMDes serta penandatanganan MoU di kampus III Unflor Ende yang dilakukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ende serta Unflor.

Ke-16 desa yang dipilih tersebut adalah Desa Ndorurea, Ondorea, Wolotopo, Nuanaga, Detusoko Barat, Ranokolo Selatan, Kamubheka, Tendabonggi, Woloara, Pemo, Jeo Du’a, Watusipi, Kedebodu, Watukamba, Wologai Tengah.

Rektor Unflor, Dr. Willybrodus Lanamana, menegaskan bahwa BUMDes sebagai instrumen penting yang dapat dimanfaatkan oleh aparat desa dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi desa. 

Lebih dari itu, BUMDes juga dapat menjadi magnet bagi generasi muda untuk kembali ke desa dan turut membangun kampung halamannya.

Dr. Willybrodus menyampaikan, meski program ini dimulai dengan pelatihan Training of Trainers (TOT), langkah pendampingan tidak boleh berhenti di situ. 

"Kegiatan ini harus ditindaklanjuti dengan pendampingan langsung di lapangan. Lembaga Unflor bersama dosen-dosen pendamping siap mengawal keberlanjutan program ini," ujarnya. 

Ia juga menambahkan bahwa Unflor akan mengajukan proposal untuk mendukung program lanjutan ini.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Pendidikan Flores (Yapertif), Dr. Laurentius Gadi Djou, menyatakan dukungan penuh dari yayasan terhadap inisiatif Unflor. 

Menurutnya, kemajuan desa akan membawa dampak positif bagi kemajuan daerah secara keseluruhan. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved