Kunjungan Paus Fransiskus
Paus Fransiskus akan Duduk di Kursi Rotan Selama Berada di Indonesia
Setelah tiba di Indonesia besok, Selasa 3 September 2024 hingga Jumat 6 September 2024, Paus Fransiskus akan duduk di kursi rotan buatan SMK di Jateng
"Paus itu datang karena yang namanya undangan dan bersyukur dari banyaknya undangan yang ia terima, ia mengiyakan Indonesia. Kami bersyukur untuk dukungan negara, yang kemudian sampai terwujudlah kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia," ujar Romo Thomas, di Katerdral, Jakarta, dalam program "Eksklusif Interview" yang tayang di YouTube Kompas.com, Sabtu 31 Agustus 2024.
Kunjungan ini semula direncanakan pada tahun 2020, tetapi tertunda akibat pandemi Covid-19, akhirnya bisa terwujud pada 2024.
Romo Thomas menambahkan, Vatikan adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1947.
Ini menunjukkan pentingnya hubungan kedua negara.
Selain itu, Indonesia juga dipandang oleh Vatikan sebagai miniatur keberagaman yang patut menjadi contoh bagi dunia.
"Indonesia memegang peranan penting sebagai miniatur keberagaman dan toleransi, yang mudah-mudahan bisa disebarkan ke berbagai hal," kata dia.
Dalam pandangan Paus Fransiskus, Indonesia tidak hanya berperan penting sebagai negara mayoritas Muslim, tetapi juga sebagai tempat pemimpin agama memiliki peran besar dalam memajukan masyarakat dan bangsa.
"Paus Fransiskus memiliki informasi yang terpercaya dari orang-orang Indonesia yang bekerja di Vatikan, maupun dari wakilnya yaitu Duta Besar Vatikan untuk Indonesia. Mereka pasti cerita banyak tentang Indonesia," jelas Romo Thomas.
"Maka, ketika Paus Fransiskus memutuskan untuk berkunjung ke sini, pasti ini berasal dari informasi yang baik mengenai peran signifikasi Indonesia dalam kaitan dengan kemajemukan," sambungnya.
Romo Thomas meyakini, misi Paus Fransiskus dalam kunjungan ke Indonesia adalah mewartakan kabar baik dan gembira, yang sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini.
Menurutnya, Paus Fransiskus ingin semua orang, terlepas dari latar belakang agama, merasakan betapa baiknya Tuhan melalui kehidupan yang damai dan sejahtera.
Baca juga: Selama di Indonesia, Paus Fransiskus Tak Gunakan Mobil Mewah
"Agar semua orang, apa pun agamanya, apa pun latar belakangnya, apa pun perbedaan yang mereka punya, itu sungguh-sungguh merasakan betapa baiknya Tuhan dalam kehidupan dan mereka merasakan hidup yang baik, yang rukun, yang damai, yang cukup, tidak adanya pengangguran, kemiskinan yang berkurang, anak-anak bisa sekolah, dan lain sebagainya," ujar dia.
Dalam konteks kemiskinan di Indonesia, Romo Thomas menyatakan, meskipun Indonesia bukan negara miskin, tapi ketimpangan ekonomi antara yang kaya dan miskin masih menjadi masalah serius yang relevan dengan pesan Paus Fransiskus.
"Saya diwawancarai media asing, dan mereka menyoroti kemiskinan di Indonesia. Saya mengatakan dengan sangat jelas, Indonesia bukan negara miskin. Tapi, di Indonesia, jurang antara yang kaya dan miskin, gap-nya begitu besar," tambah dia.
Karena itu, kunjungan Paus Fransiskus diharapkan membawa pesan universal tentang persaudaraan, perdamaian, dan kesejahteraan yang melampaui batas-batas agama dan kepercayaan, serta memperkuat hubungan diplomatik yang telah lama terjalin antara Indonesia dan Vatikan. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS
Paus Fransiskus Desak Umat untuk Memiliki Anak pada Kunjungan Perdana Kepausan ke Corsica Perancis |
![]() |
---|
Paus Fransiskus Bahas Perang di Timur Tengah dan Aborsi di Pesawat Pulang dari Belgia |
![]() |
---|
Universitas Katolik Belgia Kecam Pandangan Paus tentang Peran Perempuan dalam Masyarakat |
![]() |
---|
Kisah Sepatu Suster Irene dan Pertemuannya dengan Paus Fransiskus |
![]() |
---|
Paus Fransiskus Saat Audiensi: Saya Melihat Iman yang Hidup dan Penuh Sukacita di Asia dan Oseania |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.